MENU
|
|
Jenis | : |
KKM
|
Judul | : |
Sistem tanam tumpangsari padi gogo dengan rumput di lahan tadah hujan dan pengaruhnya terhadap karakter pertumbuhan dan hasil padi
|
Subjek | : |
Upland Rice : Padi gogo, Lahan tadah hujan, Tumpang sari
|
Pengarang | : |
JAELANI, Jajang
|
Pembimbing | : |
1. Ahadiyat Yugi Rahayu
2. Tri Haryoso
|
Prodi | : |
AGROTEKNOLOGI
|
Tahun | : |
2015
|
Call Number | : |
631.564 JAE s
|
Perpustakaan | : |
Fakultas Pertanian
|
Letak | : |
1 eksemplar di Skripsi
|
|
Abstrak :
Kebutuhan beras sebagai bahan pangan pokok di Indonesia masih belum terpenuhi, meningkatnya jumlah penduduk Indonesia tidak sebanding dengan bertambahnya produksi padi nasional. Hal ini disebabkan terjadinya penurunan luas lahan pertanian karena beralih fungsi sebagai tempat pemukiman, pembangunan sarana dan prasarana sosial yang mengakibatkan perluasan lahan pertanian diarahkan ke wilayah tanah marginal. Upaya peningkatan produktivitas lahan salah satunya dengan sistem tumpangsari. Penelitian ini bertujuan 1) Mengetahui karakter pertumbuhan tiga varietas padi gogo yang ditanam dengan sistem tumpangsari padi gogo dengan rumput di lahan tadah hujan, 2) Mengetahui hasil padi gogo yang ditanam dengan sistem tumpangsari padi gogo dengan rumput di lahan tadah hujan.
Penelitian telah dilaksanakan selama 6 bulan, mulai Maret sampai Agustus 2014. di lahan tadah hujan Desa Bantarwuni, Kecamatan Kembaran, Kabupaten Banyumas. Bentuk rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Petak Terbagi (Split Plot Design) dengan rancangan dasar Rancangan Acak Kelompok. Faktor yang dicoba ada dua faktor. Faktor pertama yaitu jenis rumput (petak utama) yang terdiri atas: Tanpa rumput, Rumput gajah dan Sereh. Faktor kedua yaitu varietas padi gogo (anak petak) yang terdiri atas: Varietas Gilirang, varietas Situ Patenggang dan varietas Jatiluhur. Berdasarkan macam dari masing-masing faktor yang dicoba terdapat 9 kombinasi perlakuan yang masing-masing diulang tiga kali sehingga diperoleh 27 unit percobaan. Komponen pertumbuhan yang diamati adalah tinggi tanaman, jumlah anakan, luas daun, bobot tajuk segar, bobot tajuk kering, bobot akar segar, dan bobot akar kering. Komponen hasil yang diamati adalah jumlah gabah isi per malai, jumlah gabah isi per rumpun, bobot gabah isi per rumpun, bobot 1000 biji, bobot gabah per petak efektif, bobot gabah per hektar dan indek panen. Data yang diperoleh dianalisis dengan uji F (p = 0,05) apabila terdapat perbedaan yang nyata dilanjutkan dengan DMRT (Duncan’s Multiple Range Test) (p= 0,05).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah anakan dan luas daun tertinggi pada varietas Gilirang dalam sistem monokultur. Bobot tajuk kering menunjukkan nilai tinggi pada varietas Situ Patenggang dalam sistem tumpangsari dengan rumput gajah. Sistem tanam tumpangsari padi gogo dengan rumput tidak menyebabkan adanya penurunan hasil bobot gabah per hektar. Namun, jumlah malai per rumpun menunjukkan nilai tertinggi pada varietas Gilirang dalam sistem monokultur.
|
Kembali
|