MENU
|
|
Jenis | : |
KKM
|
Judul | : |
Penentuan volume persediaan bahan baku ekonomis di perusahaan mie Cap Kelinci Sokaraja Kabupaten Banyumas
|
Subjek | : |
Noodle products - Raw materials : MIE
|
Pengarang | : |
PERTIWI
|
Pembimbing | : |
1. Dr. Ir. H. Kusmantoro Edy S., M.S.,
2. Ir. Ari Purwaningsih, M.Si
|
Prodi | : |
AGRIBISNIS (aj)
|
Tahun | : |
2011
|
Call Number | : |
658.72 PER p
|
Perpustakaan | : |
Fakultas Pertanian
|
Letak | : |
1 eksemplar di Skripsi
|
|
Abstrak :
Mie merupakan produk pangan yang sangat dikenal di berbagai belahan dunia, khususnya di Indonesia biasanya dijadikan sebagai makanan pengganti nasi karena lebih praktis, mudah diolah dan cepat disajikan dibandingkan dengan nasi. Perusahaan mie cap “Kelinci” merupakan perusahaan mie tertua di Kabupaten Banyumas, berdiri sejak tahun 1970. Perusahaan mie cap “Kelinci” khusus memproduksi mie kering. Pengadaan persediaan bahan baku untuk setiap perusahaan berbeda baik dalam jumlah unit persediaan bahan baku yang ada di perusahaan, waktu penggunaannya, dan jumlah biaya untuk membeli bahan baku tersebut. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis volume pembelian dan biaya pengadaan bahan baku yang ekonomis, menganalisis perbedaan volume pembelian bahan baku yang senyatanya dan volume pembelian bahan baku yang ekonomis, dan menganalisis perbedaan biaya pengadaan bahan baku yang senyatanya dan biaya bahan baku yang ekonomis.
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah studi kasus. Penelitian dilaksanakan di Perusahaan Mie cap “Kelinci” yang berlokasi di Jalan Imam Bonjol 408 Sokaraja, Kabupaten Banyumas. Sasaran penelitian adalah manajemen persediaan bahan baku di perusahaan mie cap “Kelinci”.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perusahaan mie cap “Kelinci” Sokaraja selama ini belum melakukan pengadaan bahan baku secara ekonomis, karena pengadaan bahan baku senyatanya lebih besar dari pengadaan bahan baku dengan perhitungan EOQ. Hal ini ditunjukkan dengan rata-rata volume pembelian bahan baku yang senyatanya sebesar 15.267,50 kilogram setiap kali pesan dengan frekuensi 12 kali. Sedangkan rata-rata volume pembelian bahan baku yang ekonomis sebesar 7.587 kilogram setiap kali pesan dengan frekuensi 6 kali. Berdasarkan uji beda rata-rata dengan uji t terdapat perbedaan yang singnifikan antara volume pembelian dan biaya pengadaan bahan baku senyatanya dengan volume pembelian dan biaya pengadaan bahan baku yang ekonomis. Dengan demikian, Perusahaan mie cap “Kelinci” perlu melakukan kebijakan pengadaan bahan baku dengan penentuan volume dan frekuensi persediaan yang ekonomis. Untuk mengatasi kelebihan dan kekurangan bahan baku pada perusahaan mie cap “Kelinci” diperlukan adanya pengendalian bahan baku, seperti persediaan pengaman (safety stock), waktu tunggu (lead time), dan titik pemesanan kembali (reorder point).
|
Kembali
|