MENU
|
|
Jenis | : |
KKM
|
Judul | : |
Analisis kesediaan air daerah aliran sungai (DAS) Maro, Kabupaten Merauke, Papua nenggunakan topmodel pada program Grass GIS 7.0.0
|
Subjek | : |
Watershed : Hidrologi, Topmodel, Geografi
|
Pengarang | : |
ROKHMAN, Yudha Cadita
|
Pembimbing | : |
1. Ardiansyah
2. Muhammad Rif'an
|
Prodi | : |
TEKNIK PERTANIAN
|
Tahun | : |
2016
|
Call Number | : |
556.51 ROK a
|
Perpustakaan | : |
Fakultas Pertanian
|
Letak | : |
1 eksemplar di Skripsi
|
|
Abstrak :
Penggambaran kondisi Daerah Aliran Sungai (DAS) sangat penting dalam perencanaan wilayah. Banyak biaya dibutuhkan jika DAS yang diamati memiliki area yang sangat luas dan terpencil. Metode TOPMODEL merupakan permodelan rainfall-runoff yang menawarkan simulasi hidrologi dengan syarat praktis tiga komponen, yaitu input yang meliputi curah hujan dan evapotranspirasi, indeks topografi yang diperoleh dari citra Shuttle Radar Topographic Mission (SRTM) dan parameter yang meliputi luas area DAS, debit air dalam tanah, transmisivitas, jarak dan kecepatan aliran sungai.
Daerah penelitian mencakup seluruh DAS Maro, Kabupaten Merauke, Papua dengan periode waktu tahun 2005-2015. Pengolahan data dilakukan di Laboratorium Sistem Informasi Manajemen Industri Pertanian (SIMIP). Komponen input, indeks topografi dan parameter berturut-turut diperoleh dari stasiun meteorologi Mopah, Merauke, citra SRTM EartExplorer.us.gov, dan studi pustaka beserta hasil penelitian terkait.
Hasil simulasi TOPMODEL menunjukkan debit maksimum bulanan di tahun 2005-2014 dan harian di tahun 2015. Data curah hujan dan debit simulasi dibuat analisis frekuensi untuk ditentukan debit puncak dalam periode ulang tertentu. Sebaran distribusi yang cocok dengan data pada penelitian ini yaitu Log Pearson Type III. Hasil uji Kolmogorov-Smirnov pada distribusi terpilih menunjukkan kecocokan dimana Nilai Tabel > Nilai Hitung. Nilai debit puncak periode ulang 1, 2, 5, 10, 25, 100, dan 200 tahun berturut-turut yaitu 3,28 x 108 m3/bulan; 10,83 x 108 m3/bulan; 16,33 x 108 m3/bulan; 20,15 x 108 m3/bulan; 25,13 x 108 m3/bulan; 28,93 x 108 m3/bulan; 32,78 x 108 m3/bulan; dan 36,74 x 108 m3/bulan. Nilai hasil analisis frekuensi dapat digunakan untuk acuan dalam membuat bangunan di DAS Maro. Data hujan dan debit selama 11 tahun dapat digunakan untuk menentukan acuan pola tanam dengan menghitung rata-rata curah hujan dan debit dari setiap bulan selama 11 tahun. Klasifikasi curah hujan Oldeman perlu dilakukan untuk melihat bulan apa saja yang termasuk ke dalam bulan basah (> 200 mm/bulan), bulan lembab (100-200 mm/bulan), bulan kering (< 100 mm/bulan). Hasil perhitungan menunjukkan dari rata-rata 11 tahun bulan Januari-April dan bulan Desember tergolong bulan basah, bulan Mei tergolong bulan lembab, dan bulan Juni-November tergolong bulan kering. debit rata-rata bulan Januari-April dan Desember berturut-turut sebesar 2,5 x 108 m3/bulan; 6,28 x 108 m3/bulan; 10,9 x 108 m3/bulan; 14,1 x 108 m3/bulan; dan 3,26 x 108 m3/bulan. Nilai debit rata-rata bulan Mei adalah 13,6 x 108 m3/bulan. Nilai debit rata-rata bulan Juni-November berturut-turut adalah 10,7 x 108 m3/bulan; 6,34 x 108 m3/bulan; 2,74 x 108 m3/bulan; 0,98 x 108 m3/bulan; 0,68 x 108 m3/bulan; dan 1,04 x 108 m3/bulan.
|
Kembali
|