MENU
|
|
Jenis | : |
KKM
|
Judul | : |
Analisis kelayakan finansial industri tapioka di usaha dagang Iskandar Tapioka desa Gumelar Kecamatan Gumelar Kabupaten Banyumas
|
Subjek | : |
Financing : Biaya prosuksi, Industri tapioka
|
Pengarang | : |
PENTASARI, Devi
|
Pembimbing | : |
1. Kusmatoro Edy S.
2. Bambang Sumanto
|
Prodi | : |
Agribisnis
|
Tahun | : |
2016
|
Call Number | : |
338.434 PEN a
|
Perpustakaan | : |
Fakultas Pertanian
|
Letak | : |
1 eksemplar di Skripsi
|
|
Abstrak :
UD Istamar Tapioka merupakan industri tapioka yang memanfaatkan ketersediaan ubi kayu untuk peluang usaha agar dapat memperoleh manfaat yang menguntungkan. Tapioka dibutuhkan untuk membuat aneka olahan makanan, pembuatan glukosa, dan lain-lain. Kecamatan Gumelar merupakan sentra produksi tapioka dan Kabupaten Banyumas termasuk pemasok ubi kayu yang dapat dijadikan sebagai bahan baku utama pembuatan tapioka. Keputusan investasi dalam usaha ini harus dibuat dengan tepat agar memenuhi standar kriteria penilaian investasi. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mengetahui arus biaya dan penerimaan industri tapioka di UD Istamar Tapioka, 2) menganalisis kelayakan finansial industri tapioka di UD Istamar Tapioka, 3) menganalisis tingkat sensitivitas industri tapioka di UD Istamar Tapioka terhadap perubahan pada harga jual dan harga bahan baku. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus. Pengambilan data dilaksanakan pada bulan September 2015 sampai dengan Oktober 2015. Analisis data yang digunakan adalah Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Net B/C, dan analisis sensitivitas menggunakan dua skenario yaitu penurunan harga jual sebesar 7,7% dan kenaikan harga bahan baku sebesar 9,2%.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa di UD Istamar Tapioka memperoleh rata-rata arus penerimaan dalam satu tahun yaitu Rp1.769.179.678,00 yang lebih besar dari rata-rata arus biaya dalam satu tahun yaitu Rp1.489.925.311,00. Tingkat suku bunga yang dipakai adalah 13%. Industri Tapioka di UD Istamar Tapioka dinyatakan layak yang ditunjukkan dengan nilai NPV sebesar Rp496.170.321,00, IRR sebesar 29,08%, dan Net B/C sebesar 1,87. Analisis sensitivitas pada penurunan harga jual sebesar 7,7% dinyatakan tidak layak yang ditunjukkan dengan nilai NPV sebesar Rp(1.468.447,26), IRR sebesar 12,93%, dan Net B/C sebesar 0,998. Analisis sensitivitas pada kenaikan harga bahan baku sebesar 9,2% dinyatakan tidak layak yang ditunjukkan dengan nilai NPV sebesar Rp(2.714.143,29), IRR sebesar 12,90%, dan Net B/C sebesar 0,996.
|
Kembali
|