MENU
|
|
Jenis | : |
KKM
|
Judul | : |
Analisis Kelayakan Ekonomi, Sosial dan Teknis Pengembangan Usaha Penyulingan Minyak Kayu Putih (Kasus: Penyulingan Minyak Kayu Putih PT Natura Esensi Indonesia)
|
Subjek | : |
|
Pengarang | : |
MAHMUDAH, Raidatun Naila
|
Pembimbing | : |
1. Budi Dharmawan
2. Sujianto
|
Prodi | : |
AGRIBISNIS
|
Tahun | : |
2022
|
Call Number | : |
|
Perpustakaan | : |
Fakultas Pertanian
|
Letak | : |
1 eksemplar di Skripsi
|
|
Abstrak :
Agroindustri merupakan industri yang mengolah hasil pertanian sehingga
memperoleh nilai tambah dan mampu meningkatkan harga jual. Salah satu usaha
pemanfaatan hasil pertanian adalah pengolahan daun kayu putih menjadi minyak
kayu putih, atau yang kerap kali dikenal sebagai penyulingan minyak kayu putih.
PT Natura Esensi Indonesia merupakan suatu perusahaan yang bergerak dalam
usaha penyulingan minyak kayu putih dan tengah mengembangkan usahanya.
Pengembangan usaha penyulingan minyak kayu putih masih menemui
permasalahan seperti rendahnya rendemen minyak kayu putih sehingga hasil
minyak kayu putih yang diperoleh sedikit.
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan 1) mengetahui tingkat penerimaan dan
keuntungan usaha penyulingan minyak kayu putih di PT Natura Esensi Indonesia,
2) mengetahui dan menganalisis kelayakan ekonomi dan finansial usaha
penyulingan minyak kayu putih di PT Natura Esensi Indonesia, 3) mengetahui
respon dan keterlibatan masyarakat sekitar terhadap pengembangan usaha
penyulingan minyak kayu putih di PT Natura Esensi Indonesia, 4) mengetahui
tingkat kesesuaian lokasi sebagai lahan budidaya dan penyulingan minyak kayu
putih di PT Natura Esensi Indonesia, dan 5) Merumuskan strategi pengembangan
usaha penyulingan minyak kayu putih di PT Natura Esensi Indonesia.
Penelitian ini dilakukan dengan metode studi kasus di PT Natura Esensi
Indonesia dan lahan budidaya serta penyulingan minyak kayu putih yang berlokasi
di Jl. Cendana Jl. Limas Agung Raya No.27, Glempang, Bancarkembar,
Purwokerto Utara, Banyumas, Jawa Tengah dan Desa Tambaknegara, Kecamatan
Rawalo, Kab Banyumas, Jawa Tengah. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret
2022 sampai bulan April 2022. Survei pendahuluan telah dilaksanakan dengan
mengamati permasalahan yang terdapat pada lokasi penelitian. Variabel yang
diamati antara lain biaya yang meliputi biaya investasi dan biaya produksi,
penerimaan, Net Present Value (NPV), Net BC, Internal Rate of Return (IRR),
Payback Period (PP), Break Event Point (BEP), matriks IFE (Internal Factor
Evaluation) dan matriks EFE (External Factor Evaluation), analisis SWOT dan
analisis QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix).
Hasil penelitian menunjukan secara finansial usaha penyulingan minyak kayu
putih pada PT Natura Esensi Indonesia selama 2015-2021 dapat dinyatakan layak
dilihat dari nilai NPV, nilai IRR, Net BC, Payback Period, dan BEP baik pada
kondisi normal maupun pada kondisi sensitivitas diantaranya pada saat terjadinya
penurunan harga jual menjadi Rp200.000, penurunan rendemen sebesar 40 persen
dan kenaikan biaya produksi sebesar 20 persen. Hasil analisis faktor internal dan
eksternal strategi pengembangan usaha penyulingan minyak kayu putih PT Natura
Esensi Indonesia menunjukkan bahwa faktor minyak kayu putih yang telah
memenuhi standar SNI menjadi kekuatan terbesar, namun kelemahan terbesar
adalah modal yang dimiliki petani dan penyuling terbatas. Sementara itu, faktor
permintaan yang besar akan minyak kayu putih domestik dan internasional adalah
peluang terbesar, sedangkan waktu yang diperlukan untuk menunggu hasil
pengujian lebih banyak menjadi ancaman terbesar.
Analisa SWOT menunjukkan strategi yang terbaik dalam pengembangan
penyulingan minyak kayu putih PT Natura Esensi Indonesia adalah strategi intensif
berupa penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk. Analisis
Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM) merekomendasikan strategi
berupa 1) menambah lahan produksi kayu putih sehingga daun yang dipanen lebih
banyak dan hasil suling yang diperoleh meningkat, 2) mencari alternatif
laboratorium pengujian mutu yang mampu memberikan waktu pengujian mutu
produk yang lebih cepat, 3) menjalin hubungan kerjasama dan komunikasi yang
baik dengan pihak laboratorium, 4) mempertahankan dan meningkatkan mutu
produk melalui penggunaan bibit unggul dan perawatan yang baik dan tepat, 5)
memberikan bantuan modal kepada mitra petani dan penyuling minyak kayu putih
melalui dana CSR perusahaan maupun bantuan modal dari investor, 6) memperluas
jaringan kemitraan dengan petani dan penyuling minyak kayu putih yang potensial
dengan memberikan harga yang bersaing, 7) Menggunakan mesin yang modern dan
canggih yang telah dilengkapi dengan separator sehingga minyak kayu putih yang
diperoleh lebih banyak, 8) meningkatkan kegiatan promosi secara rutin, konsisten,
dan menarik di berbagai media sosial, website, dan marketplace yang dimiliki
perusahaan, 9) menyediakan sesi pembahasan isu yang up to date maupun kuis yang
bersifat interaktif terhadap target pasar yang dituju, dan 10) memanfaatkan berbagai
platform di internet untuk memperluas relasi (networking) perusahaan.
|
Kembali
|