Selamat Datang Di OPAC Perpustakaan Unsoed

Melayani Dengan Hati Mengantar ke Prestasi


MENU
Judul : Varietas Unggul Baru Padi untuk Mengantisipasi Ledakan Penyakit Tungro
Subjek : Penyakit tungro, varietas tahan, pergiliran variet
Pengarang : Fausiah T. Ladja1 dan I NyomanWidiarta2
Sumber : Iptek Tanaman Pangan
Volume : 7
No : 1
Perpustakaan : pertanian
Abstrak : Penyakit tungro merupakan salah satu penyakit penting pada padi yang disebabkan oleh virus. Penularan virus tungro dapat menurunkan hasil sampai 90%, bahkan tidak jarang terjadi puso jika tanaman terinfeksi pada fase vegetatif. Sampai saat ini penularan tungro masih sering terjadi di Sulawesi Selatan, Bali, Jawa Barat, dan Jawa Tengah yang merupakan sentra produksi padi nasional. Ledakan tungro merupakan salah satu dampak dari perubahan iklim yang terjadi akhir-akhir ini. Perubahan iklim, dalam hal ini peningkatan suhu, berdampak terhadap penyebaran penyakit tungro, baik secara langsung maupun tidak langsung. Semakin tinggi suhu, semakin singkat siklus hidup serangga vektor dan semakin cepat perkembangn virus, sehingga peluang penyebaran penyakit tungro semakin besar. Penggunaan varietas tahan merupakan salah satu alternatif dalam pengendalian penyakit tungro. Varietas tahan dapat dikategorikan menjadi varietas tahan wereng hijau dan varietas tahan virus tungro. Di Indonesia, empat gen tahan wereng hijau yang telah dimanfaatkan adalah Glh 1, glh 4, Glh 5, dan Glh 6, sedangkan tetua tahan virus tungro yang telah dimanfaatkan adalah Balimau Putih, Utri Merah, dan TKM6. Penggunaan varietas unggul baru tahan tungro dapat digunakan untuk mengantisipasi outbreak penyakit tungro akibat dampak perubahan iklim. Varietas unggul baru tahan virus tungro meliputi Tukad Unda, Tukad Balian, Tukad Petanu, Kalimas, Bondoyudo, Inpari 7 Lanrang, Inpari 8, dan Inpari 9 Elo untuk padi inbrida, sedangkan untuk padi hibrida adalah Hipa 3 dan Hipa 4. Pergiliran varietas tahan tidak dapat lagi dilakukan di daerah yang populasi wereng hijau atau virus telah beradaptasi pada semua golongan varietas, sehingga rekomendasipenggunaan varietas tahan harus berdasarkan daerah kesesuaian varietas atau spesifik lokasi.

Rice tungro disease is an important disease of rice, caused by viruses, transmitted by green leafhopper. Tungro virus infection reduces rice yield up to 90%. If the plants were infected in the vegetative stage it might caused total loss. Tungro is endemic in South Sulawesi, Bali, West Java and Central Java. The outbreak might occur due to the effect of climate changes, either directly or indirectly. Higher temperatures shortens the life cycles of the insect vector and also fastens virus development. Presently, the chances of tungro disease spread to become an outbreaks are increasing. The use of resistant varieties is an alternative to control tungro disease. Resistant varieties can be categorized into green leafhoppers resistant, and virus resistant. In Indonesia, four green leafhoppers resistance genes had been used in breeding for green leafhoppers resistance, namely Glh 1, glh 4, Glh 5, and Glh 6, while recently virus resistant parent such Balimau Putih, Utri Merah, and TKM6 had been used to breed virus resistant varieties to anticipate the outbreaks of tungro disease as a result of climate changes. The newly released tungro virus resistant varieties, were: Tukad Unda, Tukad Balian, Tukad Petanu, Kalimas, Bondoyudo, Inpari 7 Lanrang, Inpari 8, and 9 Inpari Elo. Hybrid rice varieties named HiPa-3 and HiPa-4 were also reported as resistant to tungro virus. Rotational planting of green leafhopper resistant varieties could no longer be recommended in areas where green leafhopper populations had adapted to all classes of varities. Therefore the recommendation of the use of resistant varieties should be based on the varietal suitability map to the green leafhopper biotype, as well as to the virus strain.