MENU
|
|
Jenis | : |
KKM
|
Judul | : |
Uji Performasi Tungku Apolo Berbahan Bakar Biomassa Pada Produksi Gula Semut di Desa Karang Kemiri, Kecamatan Pekuncen, Kabupaten Banyumas
|
Subjek | : |
Gula semut :Produksi gula semut, tungku apolo, bahan bakar biomassa,
|
Pengarang | : |
SETIADI, Riki Alfian
|
Pembimbing | : |
1. Furqon
2. Abdul Mukhlis Ritonga
|
Prodi | : |
TEKNIK PERTANIAN
|
Tahun | : |
2019
|
Call Number | : |
664.143.4 SET u
|
Perpustakaan | : |
Fakultas Pertanian
|
Letak | : |
1 eksemplar di Skripsi
|
|
Abstrak :
Permintaan gula semut terus meningkat dari waktu ke waktu. Hal ini tidak lepas dari usaha para produsen gula semut yang terus melakukan pengembangan pasar, terutama terhadap target pasar industri yang sangat mempertimbangkan efisiensi, dan mengutamakan sisi kepraktisan dibandingkan dengan menggunakan gula merah biasa. Namun muncul banyak permasalahan dibalik jumlah permintaan yang banyak, yaitu penggunaan tungku yang belum efektif dan masih seadanya yaitu masih memakai tungku tradisional. Penelitian ini dilakukan dengan menguji performansi tungku Apolo berbahan bakar biomassa pada industri gula kelapa rumahan Desa Karang Kemiri, Kecamatan Pekuncen, Kabupaten Banyumas. Penelitian ini bertujuan: 1) Mengetahui kebutuhan energi yang digunakan pada produksi gula semut menggunakan tungku Apolo; 2) Mengetahui bahan bakar atau biomassa yang paling efisien pada produksi gula semut menggunakan tungku Apolo; 3) Mengetahui nilai efisiensi tungku Apolo pada produksi gula semut.
Penelitian ini menggunakan tiga jenis bahan bakar biomassa, yaitu kayu albasia, tempurung kelapa, dan pelepah pohon kelapa (Kadar air maks 12,67% basis basah). Sedangkan massa nira yang digunakan sebanyak 40 kg. Pengambilan data dilakukan dengan dua pengulangan menggunakan masing-masing bahan bakar dengan mengukur variabel yang telah ditentukan, yaitu: 1) Suhu, meliputi suhu nira, wajan bagian luar, dinding tungku, dan lingkungan yang masing-masing diukur setiap 10 menit sekali sampai nira matang dan diangkat dari tungku; 2) Waktu, meliputi waktu penyalaan tungku, waktu pemasakan nira, dan waktu total pembuatan gula semut; 3) Konsumsi bahan bakar yaitu massa awal bahan bakar dikurangi massa akhir bahan bakar setelah pemasakan. Analisis data dilakukan dengan menghitung kadar air bahan bakar, menghitung nilai efisiensi energi meliputi nilai efisiensi tungku dan nilai efisiensi sistem, serta menghitung laju konsumsi bahan bakar (Fuel Consumption Rate) dalam proses pemasakan nira sampai menjadi gula semut menggunakan tungku Apolo.
Berdasarkan analisis data yang dilakukan, diperoleh nilai kadar air bahan bakar berurutan kayu albasia, tempurung kelapa, dan pelepah kelapa yaitu sebesar 11,94%, 12,38%, dan 12,57%. Besarnya energi rata-rata yang digunakan pada produksi gula semut menggunakan tungku Apolo sesuai bahan bakar yang digunakan yaitu kayu albasia sebesar 94.936,28 kJ, tempurung kelapa sebesar 99.905,87 kJ, pelepah kelapa sebesar 93.151,72 kJ. Nilai rata-rata efisiensi tungku menggunakan kayu albasia sebesar 30,78%, tempurung kelapa sebesar 17,30%, dan pelepah kelapa sebesar 21,27%. Serta nilai rata-rata laju konsumsi bahan bakar (Fuel Consumption Rate) menggunakan kayu albasia sebesar 5,23 kg/jam, tempurung kelapa sebesar 7,64 kg/jam, dan pelepah kelapa sebesar 7,07kg/jam. Berdasarkan hasil tersebut, bahan bakar yang paling efisien digunakan adalah kayu albasia karena memiliki nilai efisiensi paling tinggi dan nilai laju konsumsi bahan bakar paling rendah.
|
Kembali
|