Selamat Datang Di OPAC Perpustakaan Unsoed

Melayani Dengan Hati Mengantar ke Prestasi


MENU
Jenis : KKM
Judul : Toleransi beberapa genotipe kedelai berbiji besar pada kondisi cekaman kekeringan di berbagai fase pertumbuhan
Subjek : Fisiologi tanaman : Kedelai - Soybean
Pengarang : Dwi Anggun Prabaningrum
Pembimbing : 1. Ir. Tri Harjoso, M.P., 2. Khavid Faozi, S.P., M.P.
Prodi : AGRONOMI
Tahun : 2012
Call Number : 633.34 PRA t
Perpustakaan : Fakultas Pertanian
Letak : 1 eksemplar di Skripsi
Abstrak :
Kedelai merupakan salah satu komoditas tanaman pangan yang penting di Indonesia, karena selain sebagai bahan makanan, juga sebagai bahan baku industri dan bahan pakan ternak. Upaya meningkatkan produksi kedelai untuk memenuhi kebutuhan pangan dihadapkan pada terbatasnya ketersediaan air bagi pertumbuhan. Budidaya kedelai kebanyakan dilakukan setelah panen padi, sehingga di awal pertumbuhan mendapat cukup air dan di akhir pertumbuhan mengalami kekurangan air. Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk 1) mengkaji sifat fisiologi tanaman beberapa galur dan varietas kedelai berbiji besar, 2) mengetahui pengaruh cekaman kekeringan di berbagai fase pertumbuhan terhadap pertumbuhan dan hasil genotip kedelai berbiji besar, dan 3) mengetahui genotip kedelai berbiji besar yang lebih toleran terhadap kondisi cekaman kekeringan di fase pertumbuhan tertentu.
Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Maret 2011 hingga Juni 2011 di rumah plastik Fakultas Pertanian, Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto pada ketinggian tempat 110 meter di atas permukaan laut. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL). Faktor yang dicoba ada 2, faktor pertama adalah genotip kedelai berbiji besar yaitu galur L/S-B6-G1 (V1), L/S-B6-G3 (V2), varietas Grobogan (V3), Burangrang (V4), dan Argomulyo (V5). Faktor kedua adalah saat terjadinya cekaman kekeringan, yaitu: tanpa cekaman (W0), sejak 25 hari setelah tanam/sebelum berbunga/R1 (W1), dan sejak 50 hari setelah tanam/sebelum pengisian polong/R5 (W2). Variabel yang diamati meliputi laju pertumbuhan nisbi, laju asimilasi bersih, kadar klorofil a dan b, kandungan prolin daun, efektivitas bintil akar, lebar bukaan stomata, luas daun trifoliat, kadar air relatif, indeks panen, jumlah polong per tanaman, bobot biji per tanaman, persentase polong hampa, dan bobot 100 biji.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa galur L/S-B6-G3 masih mempunyai produksi yang baik setelah mengalami cekaman kekeringan sejak umur 25 hari setelah tanam, sedangkan galur L/S-B6-G1 masih mempunyai produksi yang baik setelah mengalami cekaman kekeringan sejak umur 50 hari setelah tanam. Galur L/S-B6-G3 merupakan genotip yang lebih toleran pada variabel bobot biji per tanaman dan bobot 100 biji. Hasil bobot biji per tanaman pada kondisi cekaman kekeringan sejak umur 25 hari setelah tanam yaitu 7,10 g dan bobot 100 biji sebesar 14,59 g.
Kembali