MENU
|
|
Jenis | : |
KKM
|
Judul | : |
Tingkat pemahaman dan penggunaan insektisida berbahan aktif klorpirifos serta tingkat residunya pada tanaman bawang merah di Kecamatan Wanasari Brebes
|
Subjek | : |
Hama penyakit : Insektisida - BAWANG MERAH
|
Pengarang | : |
WIJAYANTI, Mercy
|
Pembimbing | : |
1. Ir. Muljo Wachjadi, M.P.,
2. Ir. Abdul Manan, M.P.
|
Prodi | : |
ILMU HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN
|
Tahun | : |
2011
|
Call Number | : |
632.951 WIJ t
|
Perpustakaan | : |
Fakultas Pertanian
|
Letak | : |
1 eksemplar di Skripsi
|
|
Abstrak :
Tanaman bawang merah (Allium ascalonicum) sering disebut brambang, termasuk dalam famili umbi-umbian. Hama yang biasanya menyerang bawang merah di Kecamatan Wanasari, Kabupaten Brebes adalah ulat pemotong daun yaitu Spodoptera exigua. Berbagai cara pengendalian terhadap hama ulat bawang ini telah dilakukan, antara lain pengendalian secara kimiawi. Pengendalian dengan cara kimiawi paling banyak dilakukan oleh petani karena praktis dengan hasil yang segera dapat dilihat, tetapi berdampak negatif pencemaran dan residu oleh karena itu perlu pengendalian lain. Penelitian ini bertujuan untuk 1) untuk mengetahui seberapa besar tingkat pemahaman petani tentang insektisida berbahan aktif klorpirifos pada tanaman bawang merah di Kecamatan Wanasari Brebes, 2) mengetahui penggunaan klorpirifos oleh petani bawang merah, 3) mengetahui seberapa besar cemaran yang ditimbulkan klorpirifos pada bawang merah.
Penelitian dengan metode survei telah dilaksanakan sejak bulan November sampai Maret 2011, di Kecamatan Wanasari Kabupaten Brebes. Analisis residu dilakukan di Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Survei pendahuluan dilakukan untuk mencari keterangan daerah yang membudidayakan bawang merah dan menggunakan insektisida klorpirifos, khususnya di Kecamatan Wanasari Kabupaten Brebes. Survei utama dilakukan untuk mencari keterangan dari petani bawang merah atau pemilik lahan dengan cara wawancara. Materi wawancara mencakup latar belakang dan pengetahuan petani tarhadap hal yang berkaitan dengan penggunaan insektisida berbahan aktif klorpirifos (misalnya: alasan, cara memperoleh, kekerapan, dosis, dan cara penggunaan) serta mengambil sampel bawang merah untuk di uji kandungan residu klorpirifos di laboratorium. Pengambilan sampel bawang merah dan petani dilakukan dengan teknik Simple Random Sampling.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan petani tentang pengertian pestisida 100%, insektisida 83,3%, dan insektisida berbahan aktif klorpirifos 33,3%. Namun umumnya petani mengetahui jenis hama yang menyerang tanaman bawang merah. Penggunaan insektisida berbahan aktif klorpirifos dan waktu aplikasi kurang dipahami dengan baik dan benar oleh petani. Penggunaan insektisida berbahan aktif klorpirifos biasanya dicampur dengan pestisida lain dan perekat. Intensitas penggunaannya tergantung pada musim dan dilakukan secara terjadwal tanpa memperhatikan ambang ekonomi. Hasil pengujian di laboratorium menunjukkan bahwa sampel bawang merah Kecamatan Wanasari, Kabupaten Brebes mengandung residu klorpirifos sebesar 0,47 ppm, sudah di atas batas maksimum residu (BMR) yang di perkenankan. BMR untuk bahan aktif klorpirifos yang ditetapkan Food and Agriculture Organization sebesar 0,05 mg/kg. Hal ini diduga dalam pengendalian hama, petani banyak menggunakan insektisida klorpirifos dalam jumlah dan frekuensi yang tinggi.
|
Kembali
|