MENU
|
|
Jenis | : |
KKM
|
Judul | : |
Tanggap tiga kultivar pisang terhadap beberapa konsentrasi fusarium oxysporum f sp Cubense VCG 01213 16
|
Subjek | : |
METODE KULTIVAR
|
Pengarang | : |
SEKHUDIN, ahmad
|
Pembimbing | : |
1. Prof. Ir. Loekas Soesanto, M.S., Ph.D.,
2. Ir. Slamet Rohadi S., M.Agr.St.
|
Prodi | : |
AGROTEKNOLOGI
|
Tahun | : |
2012
|
Call Number | : |
632.931 1 SEK t
|
Perpustakaan | : |
Fakultas Pertanian
|
Letak | : |
1 eksemplar di Skripsi
|
|
Abstrak :
Pisang merupakan komoditas buah tropika yang sangat populer di dunia. Salah satu Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) penting pada tanaman pisang adalah jamur Fusarium oxysporum f.sp. cubense (Foc). Penyakit layu Fusarium dianggap sebagai penyakit paling penting pada tanaman pisang di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Cara yang efektif untuk menghindari serangan penyakit tersebut yaitu dengan menggunakan kultivar pisang tahan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui 1) tanggap tiga kultivar bibit pisang terhadap penyebab penyakit layu Fusarium dengan berbagai konsentrasi dan 2) konsentrasi Foc awal yang dapat menyebabkan timbulnya gejala layu.
Penelitian telah dilaksanakan pada bulan November 2011 sampai bulan Februari 2012 di Laboratorium Perlindungan Tanaman dan di rumah kaca, Fakultas Pertanian, Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok Faktorial dengan tujuh kali ulangan. Faktor pertama adalah 3 kultivar pisang, terdiri atas: aksesi Musa acuminata var. tomentosa (PAR 72). Aksesi Musa acuminata var. tomentosa (PAR 100). Hybrid Pisang klutuk dan Musa acuminata var. malaccencis (402 KLMM). Faktor kedua adalah beragam Musa ansentrasi Foc, terdiri atas 7 taraf: yaitu kontrol, konsentrasi 1 x 10sampai 1 x 10konidium/ml larutan Foc VCG 01213/16. Variabel yang diamati antara lain masa inkubasi, keparahan penyakit pada daun dan akar, pertumbuhan tanaman (jumlah daun, jumlah akar, jumlah akar terinfeksi, dan pertambahan panjang tanaman), lingkungan pendukung (suhu dan kelembapan harian), dan analisis jaringan tanaman (glikosida, tanin dan saponin).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kultivar hybrid Pisang klutuk dan Musa acuminata var. malaccencis (402 KLMM) paling tahan terhadap infeksi Foc ditunjukkan dengan tingkat RDI 1,39, LSI 1,51, masa inkubasi terlama yaitu 17 hari setelah inokulasi dan memiliki kandungan fenol tertinggi dibanding kultivar lain yang dicoba. Pengamatan pertambahan panjang tanaman, jumlah daun, jumlah akar dan panjang akar menunjukkan kultivar hybrid Pisang klutuk dan Musa acuminata var. malaccencis (402 KLMM) berbeda sangat nyata dibandingkan kultivar lain yang diicoba. Pada konsentrasi 10konidium/ml, jamur Foc sudah menyebabkan gejala kerusakan pada daun dan akar.
|
Kembali
|