MENU
|
|
Jenis | : |
KKM
|
Judul | : |
Respon Pertumbuhan Stek Batang Melati Gambir (Jasminum officinale L.) pada Konsentrasi dan Lama Perendaman Zat Pengatur Tumbuh Alami
|
Subjek | : |
Budidaya tanaman melati : melati gambir, lama perendaman, zat pengatur tumbuhan
|
Pengarang | : |
FITRIANTHI, Sonaria Oryza Sativa
|
Pembimbing | : |
1. G.H. Sumartono
2. Etik Wukir Tini
|
Prodi | : |
AGROTEKNOLOGI
|
Tahun | : |
2020
|
Call Number | : |
631.535 FIT r
|
Perpustakaan | : |
Fakultas Pertanian
|
Letak | : |
1 eksemplar di Skripsi
|
|
Abstrak :
Melati adalah tanaman hias yang terkenal dengan aroma yang harum dan memiliki berbagai macam manfaat. Di Indonesia produksi melati mengalami penurunan dari tahun ke tahun yang disebabkan oleh penggunaan lahan dan budidaya tanaman yang belum maksimal. Oleh karena itu, untuk meningkatkan produktivitas tanaman melati perlu dibudidayakan dengan teknik perbanyakan vegetatif yang memerhatikan komposisi hormon pertumbuhan tanaman yang disebut ZPT (Zat Pengatur Tumbuh). Penelitian bertujuan untuk 1) Mendapatkan konsentrasi zat pengatur tumbuh ekstrak kecambah kacang hijau dan air kelapa yang paling baik terhadap pertumbuhan stek batang melati gambir. 2) Mendapatkan lama perendaman yang paling baik terhadap pertumbuhan stek batang melati gambir. 3) Mendapatkan kombinasi konsentrasi dan lama perendaman zat pengatur tumbuh alami ekstrak kecambah kacang hijau dan kelapa yang paling baik terhadap pertumbuhan stek batang melati gambir.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai April 2020 di lahan perumahan Desa Karangjambe, Kecamatan Padamara, Kabupaten Purbalingga dengan ketinggian tempat ± 25 mdpl. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak kelompok lengkap (RAKL) dengan dua faktor dan tiga blok. Faktor pertama adalah konsentrasi campuran antara ektrak kecambah kacang hijau dan air kelapa muda dengan empat taraf, yaitu K0 = 0 ml/l, K1 = 150 ml/l dengan ektrak kecambah kacang hijau : air kelapa muda (1 : 1), K2 = 300 ml/l dengan ektrak kecambah kacang hijau : air kelapa muda (2 : 1), K3 = 450 ml/l dengan ektrak kecambah kacang hijau : air kelapa muda (3 : 2). Faktor kedua adalah lama perendaman dengan 3 taraf, yaitu L0, L1, L2 (2, 4, dan 6 jam perendaman). Variabel yang diamati adalah panjang akar (cm), jumlah akar (buah), pertambahan tinggi tanaman (cm), pertambahan jumlah daun (helai), jumlah tunas (buah), panjang tunas (cm), bobot tunas basah (g), bobot tunas kering (g), bobot stek basah (g), dan bobot stek kering (g). Data dianalisis dengan uji F. Apabila berbeda nyata, maka dilanjutkan dengan uji lanjut DMRT (Duncan’s Multiple Range Test).
Hasil penelitian menujukkan bahwa konsentrasi dan lama perendaman tidak menujukkan hasil yang nyata. Kombinasi antara konsentrasi dan lama perendaman menghasilkan hasil yang berbeda nyata, pada konsentrasi ZPT alami 0 ml/l dengan lama perendaman 6 jam mampu meningkatkan jumlah akar sebanyak 3,333 buah, pertambahan tinggi tanaman sebesar 16,2 cm, dan panjang tunas sebesar 7,366 cm, dan. Konsentrasi ZPT alami 150 ml/l dengan lama perendaman 2 jam mampu meningkatkan pertambahan jumlah daun sebanyak 20,538 helai. Konsentrasi ZPT alami 300 ml/l dengan lama perendaman 6 jam mampu meningkatkan bobot stek basah sebesar 2,624 g, dan konsentrasi ZPT alami 0 ml/l dengan lama perendaman 2 jam mampu meningkatkan bobot stek kering sebesar 1,692 g.
|
Kembali
|