Selamat Datang Di OPAC Perpustakaan Unsoed

Melayani Dengan Hati Mengantar ke Prestasi


MENU
Jenis : KKM
Judul : Respon pertumbuhan dan hasil sepuluh genotipe bawang merah (Allium ascalonicum L.) pada dua taraf konsentrasi sulfur dan teknik hidroponik Nutrien film Technique (NFT)
Subjek : Hidroponik: Bawang merah, Nutrien film Technique
Pengarang : KHORIDHO
Pembimbing : 1. Noor Farid 2. Ponendi Hidayat
Prodi : AGROTEKNOLOGI
Tahun : 2015
Call Number : 635.263 KHO r
Perpustakaan : Fakultas Pertanian
Letak : 1 eksemplar di Skripsi
Abstrak :
Bawang merah (Allium ascalonicum L.) merupakan komoditas sayuran yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Produksi bawang merah setiap tahun mengalami peningkatan, namun belum mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri. Tingginya permintaan bawang merah dapat dipenuhi dengan meningkatkan produktivitas, diantaranya dengan penggunaan varietas berdaya hasil tinggi dan penggunaan pupuk yang tepat. Bawang merah merupakan tanaman yang membutuhkan banyak sulfur dalam pertumbuhan dan perkembangannya. Penelitian ini bertujuan untuk 1) mengetahui pengaruh dua taraf konsentrasi sulfur terhadap pertumbuhan dan hasil sepuluh genotipe bawang merah, 2) mengetahui perbedaan genotipe pada karakter pertumbuhan dan hasil sepuluh genotipe bawang merah 3) mengetahui pengaruh interaksi antara konsentrasi sulfur dengan genotipe terhadap pertumbuhan dan hasil sepuluh bawang merah.
Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Nopember 2014 sampai dengan Pebruari 2015 di screen house Pemuliaan Tanaman dan Bioteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Jenderal Soedirman pada ketinggian tempat 110 m di atas permukan laut. Percobaan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial 2 faktor dengan 3 kali ulangan. Faktor pertama yang dicoba adalah konsentrasi sulfur yang terdiri atas dua taraf, yaitu 30 ppm dan 90 ppm. Faktor ke dua adalah sepuluh genotipe bawang merah, yakni G1, G2, G3, G4, G5, G15, Bima, Bima Curut, Philipin, dan Tiron. Karakter yang diamati meliputi tinggi tanaman, jumlah daun, panjang daun, diameter daun, panjang akar, volume akar, bobot basah tanaman, bobot kering tanaman, jumlah umbi, diameter umbi, bobot basah umbi, bobot kering umbi. Data dianalisis dengan uji F dilanjutkan Uji Jarak Ganda Duncan (UJGD) pada taraf kesalahan 5%.
Hasil penelitian menunjukkan 1) perlakuan sulfur 30 ppm menghasilkan bobot kering umbi yang tinggi pada genotipe G1, G15, dan Tiron; perlakuan sulfur 90 ppm menghasilkan bobot kering umbi yang tinggi pada genotipe G2 dan G15, 2) terdapat perbedaan genotipe pada karakter panjang daun, genotipe G1, G2, G5, G15, Bima, dan Bima Curut masuk ke dalam kelompok daun terpanjang, 3) taraf sulfur 30 ppm terbaik untuk semua karakter pada semua genotipe, kecuali jumlah daun pada genotipe G15 dan diameter umbi pada genotipe Philipin yang meningkat pada taraf sulfur 90 ppm, namun menurunkan bobot kering umbi pada Tiron.
Kembali