Selamat Datang Di OPAC Perpustakaan Unsoed

Melayani Dengan Hati Mengantar ke Prestasi


MENU
Jenis : KKM
Judul : Produktivitas tanaman duku berdasarkan ketinggian tempat dan teknik budidaya di Kabupaten Banyumas (Kajian di Kecamatan Kembaran dan Sumbang)
Subjek : yeknik Budidaya ; tanaman duku
Pengarang : BAYUNINGTYAS, Nurlaily
Pembimbing : 1. Ir. G. H. Sumartono, MS., 2. Ir. Slamet Rohadi, S, M.Agr.St.
Prodi : HORTIKULTURA
Tahun : 2010
Call Number : 634.673 BAY p
Perpustakaan : Fakultas Pertanian
Letak : 1 eksemplar di Skripsi
Abstrak :
Duku (Lansium domesticum Corr) merupakan salah satu tanaman hortikultura yang bergizi, mempunyai nilai ekonomi yang tinggi dan dikonsumsi
oleh berbagai lapisan masyarakat sehingga sangat potensial untuk dikembangkan. Kabupaten Banyumas memiliki potensi dan peluang yang cukup besar untuk mengembangkan buah duku. Tanaman duku di Kabupaten Banyumas pada umumnya belum dibudidayakan secara khusus dan ditanam di lahan pekarangan sebagai usaha sampingan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ketinggian tempat terhadap produksi tanaman duku di Kabupaten Banyumas, teknik budidaya tanaman duku yang diterapkan oleh petani duku di Kabupaten Banyumas serta kendala dalam budidaya tanaman duku dan cara pemecahannya.
Penelitian dilaksanakan pada bulan April 2008 di Kabupaten Banyumas dengan ketinggian tempat yang berbeda yaitu 0-199 m dpl di Kecamatan
Kembaran, 200-399 m dpl dan 400-600 m dpl di Kecamatan Sumbang. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survai. Pengambilan sampel dilakukan secara bertahap yaitu Stratified Purposive Sampling dan Clustered Purposive Sampling. Data kulitatif yang diperoleh dianalisis secara deskriptif dan data kuantitatif dianalisis dengan uji F Nested Analysis (analisis pola tersarang).
Berdasarkan dari survai yang telah dilakukan, tanaman duku yang dibudidayakan oleh petani di Kabupaten Banyumas khususnya Kecamatan
Kembaran dan Kecamatan Sumbang merupakan varietas lokal. Produksi rata-rata tanaman duku di wilayah studi menunjukkan hasil yang sama yaitu tidak berbeda nyata. Hal ini diduga disebabkan oleh teknik budidaya yang diterapkan di ke tiga ketinggian tempat yang berbeda di wilayah studi tidak berbeda.
Kembali