MENU
|
|
Jenis | : |
KKM
|
Judul | : |
Efisiensi pupuk N, P, K dengan aplikasi pupuk organik cair urin
kelinci pada pertumbuhan dan hasil labu madu (Cucurbita Moschata
Durch)
|
Subjek | : |
Dosis pemupukan : Labu madu, Urin kelinci, Pupuk NPK
|
Pengarang | : |
LESTARAI, Wiji Dwi
|
Pembimbing | : |
1. Dyah Susanti
2. Ahadiyat Yugi Rahayu
|
Prodi | : |
AGROTEKNOLOGI
|
Tahun | : |
2019
|
Call Number | : |
631.816.1 LES e
|
Perpustakaan | : |
Fakultas Pertanian
|
Letak | : |
1 eksemplar di Skripsi
|
|
Abstrak :
Labu madu merupakan tanaman jenis labu-labuan dengan buah berbentuk seperti biji kacang. Tanaman ini banyak dibudidayakan di luar negeri seperti Australia, Eropa, Afrika Selatan dan Selandia Baru. Labu madu dapat tumbuh baik di Indonesia yang beriklim tropis, dengan curah hujan yang mencukupi sepanjang tahun dan kondisi lingkungan yang sesuai syarat tumbuh tanaman. Budidaya tanaman labu madu memerlukan pupuk 100 kg/ha N, 40 kg/ha P2O5, dan 80 kg/ha K2O. Penggunaan pupuk kimia secara terus menerus terbukti sangat merugikan karena dapat merusak sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Penggunaan pupuk kimia dapat diimbangi dengan pupuk organik sebagai pengganti pupuk kimia untuk dapat memenuhi unsur hara makro dan mikro esensial yang dibutuhkan oleh tanaman. Salah satu bahan pupuk organik adalah kotoran ternak yaitu feses dan urin. Urin hewan yang dapat digunakan sebagai pupuk organik adalah urin kelinci. Urin kelinci memiliki pH 7, C organik 0,5597 %, N total 0,1001 %, C/N 6, bahan organik 0.9683%, P 0,0036% dan K 1,3312%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengurangan dosis pupuk N, P, K dan aplikasi pupuk organik cair urin kelinci terhadap pertumbuhan dan hasil labu madu. Penelitian dilakukan pada bulan September sampai Desember 2018 di Desa Gandatapa Kecamatan Sumbang dan Laboratorium Agroekologi Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman. Penelitian ini menggunakan Rancangan Petak Terbagi dengan dua faktor dan tiga ulangan. Petak utama adalah pupuk organik cair urine kelinci 0 l/ha dan 350 l/ha, dan anak petak berupa pemberian pupuk N, P, K 100%, 50%, dan 25% dari dosis rekomendasi. Variabel pengamatan meliputi jumlah daun, panjang tanaman, jumlah bunga jantan, jumlah bunga betina, jumlah buah, panjang buah, diameter buah, bobot buah per tanaman, hasil per ha, dan volume buah. Hasil penelitian menunjukan bahwa pemberian POC urine kelinci dosis 350 l/ha belum mampu meningkatkan pertumbuhan dan hasil labu madu. Kadar klorofil tertinggi diperoleh pada dosis N, P, K 50% (54,14 unit/6 mm2), dan aplikasi pupuk N, P, K 25% dan 50% setara dengan aplikasi pupuk N, P, K 100% pada hasil labu madu.
|
Kembali
|