Selamat Datang Di OPAC Perpustakaan Unsoed

Melayani Dengan Hati Mengantar ke Prestasi


MENU
Jenis : KKM
Judul : Efisiensi Dosis Pupuk NPK Anorganik dengan Berbagai Jenis Pupuk Organik Cair terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Okra (Abelmoschus esculentus) pada Ultisol
Subjek : Budidaya tanaman okra : tanaman okra, pupuk, tanah ultisol
Pengarang : NARSEKHA, Yazid Imam
Pembimbing : 1. Ida Widiyawati, 2. Rosi Widarawati,
Prodi : AGROTEKNOLOGI
Tahun : 2020
Call Number : 631.816.1 NUR e
Perpustakaan : Fakultas Pertanian
Letak : 1 eksemplar di Skripsi
Abstrak :
Okra merupakan salah satu sayuran kaya serat yang baik bagi tubuh. Total
serat yang terkandung dalam nutrisi 100 g buah okra sebesar 3,20 g. Kandungan
serat yang tinggi dapat membantu menstabilkan gula darah. Oleh karena itu,
mengkonsumsi buah okra baik bagi penderita diabetes. Okra memiliki banyak
manfaat, sehingga dari segi peluang pasar bagus untuk dikembangkan di Indonesia.
Beberapa usaha peningkatan produksi tanaman okra dapat dilakukan dengan cara
ekstensifikasi, yaitu dengan pemanfaatan lahan yang selama ini masih belum
diusahakan seperti pada tanah ultisol dan dengan cara intensifikasi, yaitu
pemupukan. Budidaya tanaman okra memerlukan pupuk urea 300 kg/ha, SP-36 150
kg/ha, dan KCl 150 kg/ha. Penggunaan pupuk anorganik secara berkelanjutan sangat
merugikan karena dapat merusak sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Penggunaan
pupuk anorganik dapat diimbangi dengan pupuk organik sebagai pengganti pupuk
anorganik untuk dapat memenuhi unsur hara makro dan mikro esensial yang
dibutuhkan oleh tanaman. Salah satu bahan pupuk organik adalah kotoran ternak
yaitu feses dan urin. Urin ternak yang dapat digunakan sebagai pupuk organik adalah
urin kelinci, urin kambing, dan urin sapi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh pengurangan dosis pupuk NPK anorganik dan aplikasi pupuk organik cair
urin kelinci, urin kambing, dan urin sapi terhadap pertumbuhan dan hasil okra.
Penelitian dilaksanakan pada 12 Mei 2019 sampai 4 November 2019 di Screen
house (4 x 8 m2)Desa Pasir Lor, Kecamatan Karanglewas, Kabupaten Banyumas
dengan ketinggian 82m dpl dan Laboratorium Agroekologi, serta Laboratorium
Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Universitas Jenderal Soedirman,
Purwokerto. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok Lengkap
(RAKL) dua faktor dengan tiga ulangan. Faktor pertama adalah jenis pupuk organik
cair (POC), yaitu POC urin kelinci, POC urin kambing, dan POC urin sapi dengan
konsentrasi 20 ml/L. Faktor kedua adalah dosis pupuk NPK anorganik, yaitu 0%,
50%, dan 100% dari dosis rekomendasi (urea 300 kg/ha, SP-36 150 kg/ha, dan KCl
150 kg/ha). Data yang diperoleh dianalisis menggunakan Uji F taraf kesalahan 5%,
kemudian dilanjutkan dengan Duncan’s Multiple Range Test (DMRT) jika terdapat
perbedaan nyata. Variabel yang diamati meliputi tinggi tanaman, jumlah daun,
bunga produktif, diameter batang, bobot akar kering, bobot tajuk kering, jumlah
buah per tanaman, bobot buah per tanaman, diameter buah, dan panjang buah.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian POC urin kelinci, kambing,
dan sapi dengan konsentrasi 20 ml/L belum mampu meningkatkan pertumbuhan
dan hasil tanaman okra. Tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang, bobot
akar kering, bobot tajuk kering, bobot buah segar, diameter buah, dan panjang
buah tertinggi diperoleh pada dosis 50% NPK dari rekomendasi (4,5 g
urea/polybag; 2,25 g SP-36/polybag; dan 2,25 g KCl/polybag). Pemberian 50%
NPK setara dengan pemberian 100% NPK pada hasil tanaman okra. Tidak
terdapat interaksi antara pemberian jenis POC urin dan dosis pupuk NPK
anorganik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman okra.
Kembali