MENU
|
|
Jenis | : |
KKM
|
Judul | : |
Daya saing dan dampak kebijakan pemerintah pada pengembangan komoditas kentang di Kabupaten Wonosobo
|
Subjek | : |
Usahatani - hortikultural ; kentang
|
Pengarang | : |
WIRAWAN, Wisnu
|
Pembimbing | : |
1. Dr. rer. agr. Ir. Djeimy Kusnaman, M.Sc. Agr.,
2. Ir. Tatang Widjojoko, M.P.
|
Prodi | : |
SOSEK PERTANIAN/AGRIBISNIS
|
Tahun | : |
2010
|
Call Number | : |
338.430.2 WIR d
|
Perpustakaan | : |
Fakultas Pertanian
|
Letak | : |
1 eksemplar di Skripsi
|
|
Abstrak :
Komoditas hortikultura, khususnya sayuran dan buah-buahan mempunyai beberapa peranan strategis, salah satunya sebagai komoditas potensial ekspor yang merupakan sumber devisa negara. Pengembangan usahatani kentang di Kabupaten Wonosobo merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan penawaran kentang dari dalam negeri sehingga perlu diteliti apakah usahatani di kecamatan ini mempunyai keunggulan komparatif dan kompetitif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui daya saing usahatani kentang di Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo berdasar keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif serta mengkaji dampak kebijakan pemerintah dalam sistem komoditas kentang.
Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo pada bulan Juni 2009. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah simple random sampling. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Policy Analysis Matrix (PAM).
Hasil analisis dengan menggunakan empat indikator, yaitu private profitability, social profitability, keunggulan kompetitif dan keunggulan komparatif menunjukkan usahatani kentang Granola di Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo memiliki daya saing sangat tinggi. Hasil analisis pada Output Transfer (OT) dan nilai Nominal Protection Coefficient on Output (NPCO) menunjukkan bahwa petani menerima harga lebih tinggi dari harga sosial. Nilai Input Transfer (IT) dan Nominal Protection Coefficient on Input (NPCI) menunjukkan adanya subsidi pada input tradable yang menguntungkan petani, sehingga petani membayar input tradable lebih rendah dibandingkan harga di pasar internasional. Dampak bersih dari instrumen kebijakan pemerintah dan mekanisme pasar input-output yang berlaku saat ini memberikan rangsangan terhadap produsen kentang di Kecamatan Kejajar, sehingga petani memperoleh nilai tambah lebih tinggi daripada seharusnya. Kegagalan pasar terjadi pada bibit kentang, sehingga petani menerima harga lebih tinggi dari harga sosialnya.
|
Kembali
|