MENU
|
|
Jenis | : |
KKM
|
Judul | : |
Aplikasi sistem Aeroponik untuk produksi benih kentang G1 varietas Granola melalui perbedaan EC (Electrolite Conductivity) dan benih G0
|
Subjek | : |
Aeroponik : Benih kentang, Sistem aeroponik
|
Pengarang | : |
PRASETYO, Koko Dwi
|
Pembimbing | : |
1. Eni Sumarni
2. Noor Farid
|
Prodi | : |
TEKNIK PERTANIAN
|
Tahun | : |
2015
|
Call Number | : |
631.589 PRA a
|
Perpustakaan | : |
Fakultas Pertanian
|
Letak | : |
1 eksemplar di Skripsi
|
|
Abstrak :
Produktivitas kentang di Indonesia masih rendah dikarenakan rendahnya kualitas dan kuantitas benih kentang. Penggunaan teknologi inovatif dalam proses pembibitan diperlukan untuk mengatasi hal tersebut. Sistem aeroponik merupakan salah satu teknologi hidroponik yang dapat diaplikasikan untuk perbanyakan benih kentang dengan pemberian nutrisi secara pengkabutan. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Mendapatkan hasil produksi benih kentang G1 sistem aeroponik dari benih G0 (dengan umbi dan tanpa umbi), 2) Mendapatkan EC yang sesuai untuk produksi benih kentang G1 secara aeroponik.
Penelitian ini dilaksanakan di greenhouse Desa Pandansari, Kabupaten Brebes. Rancangan percobaan digunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan Faktor yang dicobakan yaitu variasi EC (2 mS/cm (E1) dan 3 mS/cm (E2)) dan benih G0 yang di akarkan (bibit dengan umbi (U1) dan bibit tanpa umbi (U2)). Varietas yang digunakan yaitu kentang varietas granola dengan 3 kali ulangan, jadi terdapat kombinasi perlakuan E1U1, E1U2, E2U1 dan E2U2. Data pertumbuhan dianalisi dengan uji F taraf 5%. Apabila hasil menunjukan pengaruh yang nyata maka dilanjutkan dengan uji UJGD. Parameter yang diamati yaitu tinggi tanaman, jumlah daun dan jumlah umbi.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa benih berumbi memiliki pertumbuhan dan hasil produksi lebih baik dibandingkan benih tanpa umbi. Pada EC 3 mS/cm diperoleh tinggi tanaman dan jumlah daun terbanyak daripada EC 2 mS/cm. Jumlah umbi pada EC 2 mS/cm lebih banyak dari pada EC 3 mS/cm.
|
Kembali
|