Selamat Datang Di OPAC Perpustakaan Unsoed

Melayani Dengan Hati Mengantar ke Prestasi


MENU
Jenis : KKM
Judul : Analisis keunggulan komparatif dan kompetitif komoditas jagung di Kecamatan Sentolo Kabupaten Kulon Progo
Subjek : Corn : Jagung, Usahatani
Pengarang : FADHILAH, Annisa Fajar
Pembimbing : 1. Kusmantoro Edy S. 2. Kabul Setyadji
Prodi : SOSEK PERTANIAN/AGRIBISNIS
Tahun : 2015
Call Number : 657.48 FAD a
Perpustakaan : Fakultas Pertanian
Letak : 1 eksemplar di Skripsi
Abstrak :
Jagung merupakan tanaman pangan penting yang cukup potensial dikembangkan, karena mempunyai banyak manfaat bagi kesejahteraan manusia. Jagung dapat dimanfaatkan sebagai bahan makanan, bahan pakan ternak dan bahan baku industri. Tujuan dari penelitian ini adalah 1) menganalisis keunggulan komparatif komoditas jagung di Kecamatan Sentolo; 2) menganalisis Private Profitability (PP) dan Social Profitability (SP) usaha penanaman komoditas jagung di Kecamatan Sentolo.
Penelitian dilakukan pada tanggal 13 September sampai 13 Oktober 2014 di Kecamatan Sentolo Kabupaten Kulon Progo dengan sasaran penelitian petani yang berusahatani jagung. Pemilihan responden dilakukan dengan metode simple random sampling sebanyak 45 responden. Data penelitian berupa primer dan sekunder diambil dengan cara wawancara, kuisioner, dan observasi langsung. Metode analisis yang digunakan adalah analisis biaya dan pendapatan, serta metode Policy Analysis Matrix (PAM).
Hasil analisis menunjukkan bahwa usahatani jagung di Kecamatan Sentolo Kabupaten Kulon Progo memberikan manfaat dilihat dari sisi petani dan masyarakat secara keseluruhan, ditunjukkan dengan hasil keuntungan bersih secara finansial sebesar Rp 19.833.867,146 dan secara ekonomi atau keuntungan sosialnya sebesar Rp17.308.275,44. Usahatani jagung juga memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif, hal ini diketahui bahwa nilai Private Cost Ratio (PCR) dan Domestic Ratio Cost (DRC) kurang dari satu yaitu 0,83 dan 0,85. Tingkat proteksi yang dilakukan pemerintah terhadap usahatani jagung di Kecamatan Sentolo kurang maksimal jika dari kebijakan harga outputnya yang dilihat dari NPCO sebesar 0,98 dan EPC sebesar 1,01, sedangkan nilai NPCI 0,59 menunjukkan adanya proteksi berupa subsidi yang dilakukan pemerintah terhadap input tradabelnya.
Kembali