MENU
|
|
Jenis | : |
KKM
|
Judul | : |
Analisa supply chain jambu biji getas merah di Kecamatan Sukorejo Kabupaten Kendal
|
Subjek | : |
JAMBU BIJI
|
Pengarang | : |
MARDIYANTO, Putu
|
Pembimbing | : |
1. Ir. Hj. Endang Sriningsih, M.P.,
2. Ir. Bambang Sumanto, M.Sc.
|
Prodi | : |
Agribisnis
|
Tahun | : |
2013
|
Call Number | : |
650.123 4 MAR a
|
Perpustakaan | : |
Fakultas Pertanian
|
Letak | : |
1 eksemplar di Skripsi
|
|
Abstrak :
Kecamatan Sukorejo merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Kendal yang memproduksi jambu biji getas merah dengan luas lahan mencapai 73,58 ha dan produksi sebesar 2207 ton pada tahun 2011. Namun harga yang berfluktuatif sangat merugikan petani, terlebih lagi karakteristik jambu biji getas merah bersifat bulky dan mudah rusak. Supply Chain merupakan manajemen logistik yang mampu mengintegrasikan seluruh kegiatan-kegiatan pengelolaan dari hulu sampai ke hilir. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji pola dan aktivitas yang dilakukan oleh anggota supply chain, serta menganalisis tingkat perubahan permintaan yang diakibatkan perubahan harga jambu biji getas merah didalam supply chain.
Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Sukorejo Kabupaten Kendal pada Bulan Nopember – Desember 2012. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei dengan teknik pengambilan sampel one stage cluster stratified random sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara, dan pencatatan. Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskripsi dan elastisitas permintaan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa anggota supply chain jambu biji getas merah di daerah tersebut terdiri dari petani, pedagang pengumpul, pedagang besar, pedagang antar kota, pedagang pengecer, dan agroindustri. Aliran yang terjadi dalam supply chain yaitu aliran produk, aliran finansial, dan aliran informasi. Aktivitas yang dilakukan oleh anggota supply chain jambu biji getas merah adalah aktivitas pertukaran, fisik, dan fasilitas, kecuali petani hanya melakukan aktivitas pertukaran. Saluran II merupakan saluran paling tinggi dalam jumlah volume pendistribusian jambu biji getas merah kepada konsumen. Dalam penetapan harga, padagang besar paling dominan dalam saluran I, pedagang antar kota paling dominan dalam saluran II, dan agroindustri paling dominan dalam saluran III. Perubahan harga lebih dipengaruhi oleh aliran informasi yang berasal dari konsumen, informasi tersebut berupa tingkat pembelian dan kesepakatan harga. Informasi ini diterima pedagang pengecer dan pedagang antar kota dalam bentuk jumlah penjualan dan harga jual, kemudian diteruskan pedagang pengecer kepada pedagang besar dalam bentuk permintaan jambu biji getas merah. Informasi tersebut dijadikan bahan pertimbangan oleh pedagang besar dan pedagang antar kota dalam menetapkan harga beli dan harga jual. Tingkat perubahan permintaan jambu biji getas merah yang diakibatkan oleh perubahan harga pada pedagang pengumpul, pedagang besar, pedagang antar kota, dan pedagang pengecer bernilai lebih dari 1 atau permintaan elastis. Pada agroindustri sebesar 0,00 atau permintaan inelastisitas sempurna
|
Kembali
|