Selamat Datang Di OPAC Perpustakaan Unsoed

Melayani Dengan Hati Mengantar ke Prestasi


MENU
Jenis : KKM
Judul : Aktivitas Ekstrak Etanol Bunga Kecombrang (Etlingera elatior) terhadap Degradasi Biofilm Porphyromonas gingivalis Penyebab Periodontitis
Subjek : Oral Medicine (Ilmu Penyakit Mulut)
Pengarang : Devi Anisya Putri G1B018030
Pembimbing : A Haris Budi Widodo; Meylida Ichsyani
Prodi : Kedokteran Gigi Universitas Jenderal Soedirman
Tahun : 2022
Call Number : 2022 480 PUT a
Perpustakaan : Jurusan Kedokteran Gigi
Letak : 1 eksemplar di Jurusan Kedokteran Gigi
Abstrak :
Porphyromonas gingivalis merupakan bakteri pembentuk biofilm sebagai penyebab utama periodontitis. Terapi obat kumur jangka panjang dapat menyebabkan mukositis bahkan kanker mulut. Potensi antibakteri bunga kecombrang (Etlingera elatior) dapat dikembangkan sebagai alternatif terapi adjuvan periodontitis. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak etanol bunga kecombrang terhadap degradasi biofilm P. gingivalis. Ekstrak etanol bunga kecombrang yang digunakan pada penelitian ini adalah konsentrasi 1,56 mg/mL, 3,125 mg/mL, 6,25 mg/mL, 12,5 mg/mL, 25 mg/mL, dan 50 mg/mL. Chlorhexidine gluconate 0,2% digunakan sebagai kontrol positif dan DMSO 1% digunakan sebagai kontrol negatif. Aktivitas degradasi biofilm P. gingivalis diuji menggunakan metode microtiter plate assay dengan pewarnaan kristal violet 1% yang dibaca densitas optiknya pada panjang gelombang 450 nm. Data dianalisis dengan one way ANOVA dan Post hoc LSD. Persentase degradasi biofilm P. gingivalis pada ekstrak etanol bunga kecombrang secara berturut-turut adalah 12,47%, 30,56%, 57,12%, 71,36%, dan 74,83%. Hasil analisis menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan (p<0,05) antar kelompok perlakuan ekstrak etanol bunga kecombrang, serta antar kelompok perlakuan ekstrak etanol bunga kecombrang dengan DMSO 1% dan chlorhexidine gluconate 0,2%. Konsentrasi optimum ekstrak etanol bunga kecombrang terhadap degradasi biofilm P. gingivalis adalah 25 mg/mL dan menunjukkan tidak adanya perbedaan yang signifikan dengan kontrol positif chlorhexidine gluconate 0,2% (p>0,05). Simpulan penelitian ini adalah terdapat aktivitas degradasi biofilm P. gingivalis oleh ekstrak etanol bunga kecombrang (Etlingera elatior).

Kata kunci: Biofilm; Etlingera elatior; Periodontitis; Porphyromonas gingivalis
Kepustakaan: 2005-2021

Porphyromonas gingivalis is bacteria that can form biofilms as the main cause of periodontitis. Mouthwash therapy in long term can cause mucositis and even oral cancer. Antibacterial potential of torch ginger flower (Etlingera elatior) can be developed as an alternative adjuvant therapy for periodontitis. Aims of this research was to determine the effect of torch ginger flower ethanol extract against degradation of P. gingivalis biofilm. This research used ethanolic extract of torch ginger flower with concentrations 1,56 mg/mL, 3,125 mg/mL, 6,25 mg/mL, 12,5 mg/mL, 25 mg/mL, and 50 mg/mL. Chlorhexidine gluconate 0,2% was used as positive control and DMSO 1% was used as negative control. Measurement of P. gingivalis biofilm degradation used microtiter plate assay with crystal violet 1% staining which reads its optical density at wavelength of 450 nm. Data were analyzed by one way ANOVA and Post hoc LSD. The percentage of P. gingivalis biofilm degradation with torch ginger flower ethanol extract sequentially were 12,47%, 30,56%, 57,12%, 71,36%, and 74,83%. The analysis showed that there was a significant difference (p<0,05) between treatment groups torch ginger flower ethanol extract, as well as between torch ginger flower ethanol extract with DMSO 1% and chlorhexidine gluconate 0,2%. Optimum concentration of ethanol extract of torch ginger flower on P. gingivalis biofilm degradation was 25 mg/mL and showed no significant difference with chlorhexidine gluconate 0,2% (p>0,05). Conclusion of this research is torch ginger flower (Etlingera elatior) ethanol extract has P. gingivalis biofilm degradation activity.

Key Words: Biofilm; Etlingera elatior; Periodontitis; Porphyromonas gingivalis
Literature: 2005-2021
Kembali