MENU
|
|
Jenis | : |
KKM
|
Judul | : |
Daya Tanggap Pemerintah Kabupaten Banyumas dalam Pembangunan Pendidikan Menengah (841)
|
Subjek | : |
Daya tanggap aktual, daya tanggap komitmen sumber daya, daya tanggap potensial, pendidikan menengah,
|
Pengarang | : |
Nova Nurjanaj
|
Pembimbing | : |
Drs.Slamet Rosyadi, M.Si
|
Prodi | : |
ILMU ADMINISTRASI NEGARA
|
Tahun | : |
2015
|
Call Number | : |
KKM/776 N d
|
Perpustakaan | : |
FISIP
|
Letak | : |
1 eksemplar di FISIP
|
|
Abstrak :
Isu pendidikan menengah merupakan masalah yang utama yang dihadapi oleh Bangsa Indonesia. Secara nasional, data BPS tahun 2013 menunjukkan, pendidikan yang ditamatkan penduduk usia 15 tahun ke atas sebesar 31,41 persen dan angka partisipasi murni (APM) SM/MA/Paket C sebesar 54 persen (BPS, Indikator Pendidikan, 2014). Kabupaten Banyumas juga menghadapi persoalan yang sama. Data pendidikan menengah menunjukkan APM Kabupaten Banyumas sebesar 52,84 persen pada tahun 2014 masih jauh dibandingkan target RPJMD tahun 2018 sebesar 58 persen (Dinas Pendidikan Kabupaten Banyumas, 2015).
Berdasarkan kondisi pendidikan menengah di Kabupaten Banyumas, penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui daya tanggap (responsiveness) Pemerintah Kabupaten Banyumas dalam pembangunan pendidikan menengah.
Penelitian ini menggunakan teori dan konsep daya tanggap pemerintah yang dikembangkan Gormley, Hoadley, & Williams (1983), yaitu daya tanggap potensial, daya tanggap aktual, dan daya tanggap komitmen sumber daya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif diskriptif dengan teknik analisis model interaktif (Miles, Huberman, & Saldana, 2014). Informan penelitian ini adalah pejabat pengelola pendidikan di Kabupaten Banyumas, Bupati, Camat, pegiat pendidikan, dan anggota Komisi D DPRD Kabupaten Banyumas.
Hasil penelitian ini menunjukkan daya tanggap potensial Pemerintah Kabupaten Banyumas sangat baik, karena mampu mengidentifikasi secara akurat berbagai persoalan pendidikan menengah di Kabupaten Banyumas. Namun demikian, berbagai persoalan yang telah diidentifikasi dalam daya tanggap potensial tersebut, sangat lamban diselesaikan dalam daya tanggap aktual. Dibutuhkan waktu yang sangat lama untuk menyelesaikan persoalan pendidikan menengah yang terdapat di Kabupaten Banyumas. Keterbatasan anggaran menjadi penghambat utama untuk melaksanakan pembangunan pendidikan menengah. Meskipun komitmen sumber daya telah dilakukan, namun karena anggaran yang tersedia tidak mencukupi, maka komitmen sumber daya ini sangat sulit untuk direalisasikan.
Penelitian ini menyimpulkan, daya tanggap Pemerintah Kabupaten Banyumas dalam pembangunan pendidikan terkendala oleh keterbatasan anggaran. Meskipun undang-undang telah mengatur alokasi anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20 persen dari APBD, tetapi karena kebutuhan dan masalah yang dihadapi pemerintah sangat banyak, maka alokasi anggaran tersebut belum terpenuhi. Sampai saat ini pemerintah Kabupaten Banyumas mengalokasikan anggaran pendidikan sebesar 16,7 persen.
Berdasarkan penelitian ini, maka Pemerintah Kabupaten Banyumas perlu mengalokasikan anggaran yang mencukupi dan melakukan prioritas pembangunan pendidikan. Tidak cukup hanya menjamin komitmen sumber daya anggaran, tetapi merealisasikan komitmen tersebut. Politik anggaran di Kabupaten Banyumas perlu diarahkan untuk membangun pendidikan menengah yang mampu mewujudkan pemerataan pendidikan menengah, sehingga penduduk Kabupaten Banyumas mampu mengenyam pendidikan yang lebih tinggi.
Kata kunci: Daya tanggap aktual, daya tanggap komitmen sumber daya, daya
tanggap potensial, pendidikan menengah, politik anggaran.
|
Kembali
|