MENU
|
|
Jenis | : |
KKM
|
Judul | : |
Undergraduate Thesis The Struggle Of Recognition: Challenges Faces By The Tuvalu Digital Nation Proposal
|
Subjek | : |
|
Pengarang | : |
Aziel Alphasyah Ramadhan, F1F020036
|
Prodi | : |
HUBUNGAN INTERNASIONAL
|
Tahun | : |
2025
|
Call Number | : |
KKM/HI521 A u
|
Perpustakaan | : |
FISIP
|
Letak | : |
1 eksemplar di FISIP
|
|
Abstrak :
Pada saat ini, perubahan iklim telah menjadi ancaman bagi para aktor internasional, terutama negara kepulauan seperti Tuvalu yang terancam oleh naiknya permukaan laut. Berdasarkan prediksi yang sudah ada, sekitar 95% dari wilayah Tuvalu akan tenggelam pada tahun 2100 apabila permasalahan ini terus berlanjut. Untuk mengatasi ancaman kepunahan, Simon Kofe, Menteri Transportasi, Energi, Komunikasi, dan Inovasi Tuvalu, mengatakan bahwa Tuvalu akan menjadi negara digital pertama dalam acara COP 27 pada tahun 2022. Meskipun sudah terdapat 25 negara yang mengakui kedaulatan digital negara Tuvalu, akan tetapi masih banyak aktor internasional yang meragukan konsep negara digital karena konsep tersebut bertolak belakang dengan berbagai perjanjian internasional seperti Konvensi Montevideo pada tahun 1933. Karena rekognisi adalah sesuatu yang penting dalam pembentukan kedaulatan suatu negara, artikel ini akan bertujuan untuk meneliti tantangan yang dialami oleh Tuvalu dalam menjalankan usulan negara digitalnya. Dalam menulis artikel ini, metode penelitian kualitatif dan teori rekognisi akan digunakan. Hasilnya, terdapat tiga temuan utama yang didapatkan, yaitu: (1) sifatnya yang bertentangan dengan ketentuan internasional; (2) mekanisme pemerintahan yang tidak jelas; dan (3) belum tercapainya target terhadap standar internasiona
|
Kembali
|