Abstrak :
Film Merupakan Salah Satu Media Komunikasi Massa Yang Efektif Untuk Menyampaikan Pesan, Baik Untuk Menghibur, Memberikan Pengetahuan, Maupun Mengkritik Isu Sosial. Banyak Film Indonesia Yang Mengangkat Isu-Isu Penting, Salah Satunya Isu Tentang Perempuan Yang Sering Kali Menjadikan Pemeran Perempuan Sebagai Korban Kekerasan. Beberapa Film Indonesia Seperti Film Story Of Kale: When Someone In Love (2020) , Penyalin Cahaya (2021) , Dan Yuni (2021) . Selain Itu, Maraknya Fenomena Kekerasan Berbasis Gender Di Indonesia Dan Didukung Oleh Data Komnas Perempuan Yang Menunjukkan 339.782 Kasus Kekerasan Berbasis Gender Terjadi Pada Tahun 2022-2023 Menjadi Salah Satu Urgensi Penelitian Ini. Penelitian Ini Kemudian Berfokus Pada Bagaimana Ketiga Film Tersebut Merepresentasikan Kekerasan Terhadap Perempuan Sesuai Dengan Realitas Sosial Di Indonesia. Metode Penelitian Yang Digunakan Dalam Penelitian Ini Adalah Metode Penelitian Kualitatif Dengan Pendekatan Semiotik. Pendekatan Ini Dilakukan Untuk Mengkaji Tanda Melalui Tanda Visual Berupa Scene Dan Tanda Verbal Berupa Dialog Yang Memiliki Makna Kekerasan Terhadap Perempuan Dalam Ketiga Film. Terdapat 6 Scene Beserta Dialog Yang Menjadi Sumber Data Primer Yang Kemudian Dikaji Dalam Penelitian Ini. Data Tersebut Dianalisis Menggunakan Teknik Analisis Semiotika Ferdinand De Saussure Dengan Menganalisis Petanda (Signified) Dan Penanda (Signifiant). Ketiga Film Yaitu Film Story Of Kale: When Someone In Love (2020) , Penyalin Cahaya (2021) , Dan Yuni (2021) , Merepresentasikan Kekerasan Berbasis Gender Terhadap Perempuan Bentuk Yang Beragam. Dalam Film Story Of Kale: When Someone In Love (2020) Kekerasan Fisik Dan Psikis Ditampilkan Melalui Hubungan Toxic Yang Penuh Kekangan Dan Pelampiasan Emosi, Sementara Pada Film Penyalin Cahaya (2021) Menyoroti Pelecehan Seksual Dan Victim Blaming Terhadap Mahasiswa Perempuan. Kemudian Film Yuni (2021) Menghadirkan Tekanan Budaya Patriarki Berupa Tradisi Pernikahan Dini Yang Membatasi Pendidikan Perempuan Dan Kekerasan Ekonomi Berupa Penelantaran. Ketiga Film Ini Menunjukkan Bahwa Perempuan Sering Kali Menjadi Korban Kekerasan Yang Dipengaruhi Oleh Budaya Patriarki Serta Relasi Kekuasaan Asimetris. Ketiga Film Menunjukkan Pentingnya Edukasi Tentang Kekerasan Berbasis Gender, Pemberdayaan Perempuan Dan Laki-Laki Melalui Pendidikan Baik Formal Maupun Informal. Selain Itu, Sebagai Rekomendasi Diperlukan Juga Adanya Penguatan Kebijakan Perlindungan Mengenai Tindak Kekerasan Seksual Yang Adil Dab Berkelanjutan Terutama Institusi Pendidikan.
|