MENU
|
|
Jenis | : |
KKM
|
Judul | : |
Santri dan Kesehatan (Studi mengenai Makna Gudik Bagi Santri Pondok Pesantren Roudhotul Qur’an Di Desa Sirau, Kecamatan Kemranjen, Kabupaten Banyumas)
|
Subjek | : |
Santri, gudik, dan pondok pesantren
|
Pengarang | : |
Firli Weli Waldiyanti, F1A016024
|
Pembimbing | : |
Elis Puspitasari, Dalhar Shodiq
|
Prodi | : |
SOSIOLOGI
|
Tahun | : |
2020
|
Call Number | : |
KKM/SOS.1164 F s
|
Perpustakaan | : |
FISIP
|
Letak | : |
1 eksemplar di FISIP
|
|
Abstrak :
Skripsi ini menggambarkan santri dan kesehatan, studi mengenai makna gudik bagi santri di pondok pesantren . Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan bagaimana makna gudik bagi santri di pondok pesantren. Penelitian ini dilakukan di Pondok Pesantren Roudhotul Qur’an Sirau, Kemranjen, Banyumas. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif dengan teknik analisis data model interaktif menurut Miles dan Huberman. Terdapat lima hasil penelitian penelitian. Pertama nilai nilai agama di Pondok Pesantren Roudhotul Qur’an Sirau Kemranjen Banyumas terkait menjaga Kebersihan adalah bersumber dari hadist dan kitab Fiqih Thaharah atau bersuci. Kedua adalah implementasi nilai agama kebersihan dikalangan santri Roudhotul Qur’an Sirau Kemranjen Banyumas berupa kegiatan piket, roan atau kegiatan bersih-bersih, roan grujug dan menjaga kebersihan diri atau personal hygne. Ketiga adalah Faktor Penyebab masih adanya Penyakit Gudik di Pondok Pesantren Roudhotul Qur’an seperti lingkungan yang padat, santri yang belum terbiasa menjaga kebersihan diri sendiri, dan keterbatasan sarana MCK (Mandi Cuci Kakus). Hasil ke empat adalah Makna gudik bagi santri. Terdapat empat makna gudik yang pertama adalah santri yang belum gudiken belum dikatakan sebagai santri. Makna ke dua adalah penyakit gudik itu sebagai tanda bahwa ilmu mereka sudah mulai masuk atau menyerap dan jika gudiknya banyak maka ilmu yang didapatkan juga banyak. Makna ke tiga adalah Penyakit gudik yang diderita santri menjadi latihan mental mereka. Makna ke empat adalah penyakit gudik dimaknai sebgai penyakit yang wajar dialami oleh santri, bahkan jika belum terkena penyakit gudik akan merasa sedih. Seperti kurang afdol jika belum mengalami penyakit gudik dipondok. Hasil ke lima adalah Santri Pondok Pesantren Roudhotul Qur’an yang mengalami penyakit gudik akan melakukan berbagai pengobatan untuk menyembuhkannya. Mereka dapat melakukan pengobatan tradisional maupun modern. Rekomendasi yang pertama adalah penambahan pembelajaran nilai-nilai kebersihan yang bersumber pada Al Qur’an. Kedua adalah perlu adanya Implementasi nilai-nilai agama terkait kebersihan sudah bagus hanya saja perlu adanya sosialisasi PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) dan personal hyigene. Ketiga adalah perlu menambah sarana MCK (Mandi Cuci Kakus)d. xv Terakhir yaitu Perlu adanya sosialiasi kesehatan mengenai pengetahuan penyakit gudik seperti penyebab penyakit gudik, cara mencegah dan cara mengobati penyakit gudik yang baik dan benar.
|
Kembali
|