MENU
|
|
Jenis | : |
KKM
|
Judul | : |
Representasi Kelas Sosial Dalam hajatan Melalui Pemaknaan Sajian Makanan Di Desa Bono Tapung Kecamatan Tandun Kabupaten Rokan Hulu Riau
|
Subjek | : |
Representasi Kelas Sosial, hajatan, Desa bono, sajian makanan
|
Pengarang | : |
Bunga Wahdah Wafiqoh, F1A019014
|
Pembimbing | : |
Soetji Lestari,, Rin Rostikawati
|
Prodi | : |
SOSIOLOGI
|
Tahun | : |
2024
|
Call Number | : |
900 WAL r
|
Perpustakaan | : |
FISIP
|
Letak | : |
1 eksemplar di FISIP
|
|
Abstrak :
Perbedaan makna sajian makanan antar bangsa, daerah, dan suku mencerminkan keanekaragaman budaya, dengan setiap daerah memiliki ciri khasnya. Penelitian ini bertujuan mengeksplorasi bagaimana sajian makanan dalam hajatan di Desa Bono Tapung, Riau, merepresentasikan kelas sosial, menunjukkan pentingnya makanan tidak hanya sebagai hidangan tetapi juga sebagai pembawa makna budaya dan sosial. Penelitian dilakukan di desa Bono Tapung dengan menggunakan metode penelitian kualitatif melalui pendekatan deskriptif. Teknik penentuan informan menggunakan purposive sampling, metode pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara mendalam dan dokumentasi. Metode analisis data menggunakan analisis interaktif (Ongoing) dan validasi data dengan triangulasi sumber. Subjek penelitian terdiri dari, 3 orang informan yang sudah pernah melangsungkan hajatan pernikahan, 2 orang informan yang sudah pernah melangsungkan hajatan khitanan, Kaur Kesra, Anggota TAPSD, pemandu adat dan tamu/tetangga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui analisis perspektif tindakan sosial Max Weber, representasi kelas sosial dalam pemaknaan sajian makanan saat hajatan di Desa Bono Tapung terlihat sebagai tindakan instrumental untuk menunjukkan status sosial, memperkuat jaringan sosial, dan mendukung redistribusi sumber daya. Representasi kelas sosial berdasarkan sajian makanan di desa Bono Tapung didasarkan pada beberapa indikator diantaranya: sajian makanan pokok, pengadaan menu tambahan, banyak jumlah menu makanan, penggunaan bahan baku sajian makanan dan pengadaan menu akulturasi pangan sebagai simbol identitas. Adapun khususnya sajian makanan tersebut secara tidak langsung juga memperlihatkan bahwa informan berasal dari masyarakat kelas atas menyajikan dengan berbagai menu yang jarang dikonsumsi pada hari biasa, sedangkan masyarakat kelas menengah menyajikan makanan dengan pencampuran makanan yang biasa dikonsumsi maupun yang jarang dikonsumsi serta masyarakat kelas bawah menyajikan makanan secara sederhana pada umumnya masyarakat desa Bono Tapung. Rekomendasi bagi masyarakat desa Bono Tapung disarankan untuk melestarikan tradisi hajatan dan keunikan budaya penyajian makanan sebagai cara untuk mempertahankan identitas, memperkuat ikatan sosial, dan kebanggaan budaya. Bagi yang memiliki keterbatasan dana, penting untuk menyesuaikan pelaksanaan hajatan dan penyajian makanan sesuai kemampuan guna menghindari beban finansial dan menjaga keseimbangan sosial. Selain itu, saling mendukung dan menghormati perbedaan tradisi serta ragam sajian makanan antar kelas sosial sangat penting untuk memastikan terciptanya kontrol sosial yang baik di masyarakat
|
Kembali
|