MENU
|
|
Jenis | : |
KKM
|
Judul | : |
Representasi Kritik sosial Pada Lagu Gosip Jalanan Karya slank 2024
|
Subjek | : |
Musik, Kritik sosial, Slank
|
Pengarang | : |
Amelia Khairunnisa, F1A020019
|
Pembimbing | : |
Tri Wuryaningsih, Rin Rosrikawati
|
Prodi | : |
SOSIOLOGI
|
Tahun | : |
2024
|
Call Number | : |
900 KHA r
|
Perpustakaan | : |
FISIP
|
Letak | : |
1 eksemplar di FISIP
|
|
Abstrak :
Musik memiliki kaitan yang erat dengan pengaturan sosial yang ada dalam kehidupan masyarakat. Gejala khas akibat interaksi sosial terjadi ketika lirik lagu dapat menjadi penunjang musik tersebut dalam menjembatani isu-isu sosial yang sedang terjadi. Saah satu musisi yang genjar melakukan kritik sosial adalah Slank. Salah satu lagu Slank yang dibuat sebagai bentuk sindiran keras terhadap pemerintah adalah lagu Gosip Jalanan, yang dirisl tahun 2004. Oleh karea itu, Penelitian ini akan membahas kritik sosial dalam lagu Gosip Jalanan karya Slank 2004. tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui representasi kritik sosial yang disampaikan dalam lirik lagu Gosip Jalanan karya Slank. Adapun dalam menguraikan makna kritik sosial dalam lagu ini, penulis menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan hermenuetika Hans George gadamer dengan model hermeneuetika melalui proses tiga dunia yaitu, dunia bacaan, dunia pengarang dan dunia pembaca. dalam penelitian ini penulis memulai dengan Pra-Pemahaman mengenai lirik lagu Gosip Jalanan untuk memahami kontennys yang dimana pra-pemahaman tersebut berkembang menjadi pemahaman yang lebih mendalam dan konsektual. Pemahaman tersebut kemudian membawa penulis para realitas yang ingin dipahami, proses ini yang disebut oleh gadmer sebagai lingkaran hermeneutika. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa Slank dalam bait pertama lagu Gosip Jalanan, slank mencoba mengkritisi lembaga Aparat yang mana polisi dan tentara termasuk didalamnya dianggap tidak menjalankan fungsi normatifnya sebagai pelindung dan pengayom masyarakat. bait kedua, Slank melihat bahea terdapat celah di dalam sistem penjara Indonesia, dimana masih banyak terdapay simbiosis mutualisme antara aparat dengan sindikat pengedaran narkoba. pada bait ketiga, Slank melihat bahwa fenomena prositusi bukanlah sesuatu yang berdiri sendiri. adanya Supply dan demond tentu membuat protitusi menjadi lahan basah bagi para pihak yang mau menjadi backing. Dalam bait keempat Slank berbicara mengenai proses peradilan yang tidak berjalan sesuai aturan karena hukum yang bisa dibeli. Pada bait kelima, slank menunjuukan kritiknya kepada sistem pemilu di Indonesia. suara rakyat dalam pemilu dapat diperjualbelikan layaknya komoditas, oknum yang terlibatpun berasal dari pihak KPU dan Bawaslu. Berlanju ke bait keenam, Slank menyoroti DPR-RI yang mampu merekayasa peraturan untuk kepentingan pribadi. pada baik terakhir, slang mencoba mengkritik organisasi masyarakat tertentu menggunakan agama sebagai landasan mereka melakukan tindakan tidak bertanggungjawab yang pada akhirnya merugikan banyak pihak. Sebagai bukti nyata kritik ini adalah adanya kegiatan ormas bernama Front Pembela Islam (FPI) yang melakukan sweeping ditempat hiburan malam namun kegiatan tersebut dilakukan dengan anarkis sehingga menyebabkan rusaknya fasilitas umum dan korban luka. Kesimpulan dari penelitian ini adalah Slank dalam karyanya yang berjudul Gosip Jalanan menciptakan sebuah komunkasi yang bebas tekanan dengan lirik-lirik yang tajam yang memberi gambaran bahwa media linguistik memilki peran penting dalam tindakan komunikatif. Slank dalam lagu Gosip Jalanan dengan berani menggunakan istila Mafia pada setiap bait lagu dengan tujuan kritik yang bebas distorsi seperti Mafia judi, Mafia narkoba, Mafia Pemilu, Mafia selangkangan, Mafia senayan dan Mafia Pemilu yang diinterpretasikan sebagai tangapan atas tindakan yang menyimpang yang dilakukan oleh mereka yang menyimpang dari tugas dan tanggung jawabnya.
|
Kembali
|