MENU
|
|
Jenis | : |
KKM
|
Judul | : |
Representasi Toxic Parents Dalam Film What Will People Say (2017)
|
Subjek | : |
Toxic Parents, Representasi Film, Film What Will People Say, Semiotika Roland Barthes
|
Pengarang | : |
Hafiza Ardani Setyadi, F1A019059
|
Pembimbing | : |
Hariyadi, Wiman Rizkidarajat
|
Prodi | : |
SOSIOLOGI
|
Tahun | : |
2023
|
Call Number | : |
SOS.1403/2023 ARD r
|
Perpustakaan | : |
FISIP
|
Letak | : |
1 eksemplar di FISIP
|
|
Abstrak :
Toxic parents adalah orang tua yang memiliki kepribadian buruk dan tidak memperlakukan anak dengan baik. Fenomena toxic parents masih marak terjadi dan digambarkan melalu media di sekitar kita, salah satunya film. Film berfungsi sebagai media hiburan, informatif, edukatif, persuasif, dan kritik. Kisah yang disajikan dalam film tidak hanya dimaknai sebagai hiburan semata tetapi juga sebagai representasi dan kritik terhadap realitas sosial. Banyak film yang mengangkat tema mengenai toxic parents, diantaranya adalah film berjudul What Will People Say (2017). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui representasi toxic parents dalam film What Will People Say (2017). Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan analisis semiotika Roland Barthes. Terdapat 8 potongan adegan sebagai bahan kajian penelitian. Adegan yang dipilih dianalisis menggunakan semiotika Roland Barthes melalui 3 unsur yaitu denotasi, konotasi, dan mitos. Hasil penelitian menunjukkan bahwa representasi toxic parents dalam film What Will People Say adalah kekerasan baik secara fisik maupun simbolik, tidak mau mendengarkan anak, manipulatif, gemar menyalahkan anak, melabeli anak secara negatif, merendahkan anak, terlalu mengontrol anak, dan sikap over protective. Kesimpulan dari penelitian ini adalah toxic parents dalam film What Will People Say dilatarbelakangi oleh pola asuh otoriter, nilai dan norma budaya yang mengikat individu, perbenturan budaya, konflik identitas, patriarki, gerontokrasi, dan pemikiran orang tua yang konservatif. Berdasarkan hasil penelitian, diharapkan masyarakat, khususnya para orang tua dapat mengambil pesan positif dari film ini dan mengimplementasikannya dalam kehidupan berkeluarga, sehingga dapat membantu memperbaiki cara pandang dan perilaku orang tua maupun anak dalam menghadapi konflik keluarga.
|
Kembali
|