MENU
|
|
Jenis | : |
KKM
|
Judul | : |
Budidaya dan Analisis
Usahatani Baby Buncis Kenya pada Koperasi Max Yasa di Petani Mitra Desa
Kutabawa Kecamatan Karangreja Kabupaten Purbalingga
|
Subjek | : |
|
Pengarang | : |
HASTARI, Isneni
|
Pembimbing | : |
Alpha Nadeira Madamdari
|
Prodi | : |
AGRIBISNIS D3
|
Tahun | : |
2023
|
Call Number | : |
|
Perpustakaan | : |
Fakultas Pertanian
|
Letak | : |
1 eksemplar di Laporan D3
|
|
Abstrak :
Budidaya merupakan kegiatan terencana pemeliharaan sumber daya hayati
yang dilakukan pada suatu areal lahan untuk diambil manfaat atau hasil panennya.
Prospek budidaya buncis (Phaseolus vulgaris L.) di Indonesia sangat baik karena
buncis banyak digemari oleh masyarakat dalam negeri maupun luar negeri. Selain
itu, buncis juga mempunyai potensi ekonomi yang sangat baik karena peluang
pasarnya cukup luas, yaitu sasaran pasar dalam negeri maupun pasar ekspor. Praktik
Kerja Lapangan ini bertujuan untuk mengetahui keadaan umum dan organisasi
Koperasi Max Yasa, mengetahui teknik budidaya baby buncis Kenya, dan
menganalisis usahatani di Petani Mitra Koperasi Max Yasa di Desa Kutabawa,
Kecamatan Karangreja, Kabupaten Purbalingga.
Praktik Kerja Lapangan dilaksanakan di Koperasi Max Yasa Desa Kutabawa,
Kecamatan Karangreja, Kabupaten Purbalingga. Praktik kerja Lapangan
dilaksanakan selama 4 bulan dimulai pada 12 September 2022 sampai dengan 10
Januari 2023. Metode pelaksanaan Praktik kerja Lapangan ini adalah metode
analisis deskriptif dan metode observasi partisipasi, yaitu melibatkan diri langsung
dalam kegiatan yang dilaksanakan di Petani Mitra Koprerasi Max Yasa Desa
Kutabawa, Kecamatan Karangreja, Kabupaten Purbalingga.
Hasil dari Praktik Kerja Lapangan, yaitu Koperasi Max Yasa merupakan
koperasi yang bergerak dibidang ekspor dengan memberdayakan petani setempat.
Baby buncis Kenya dan buncis lokal merupakan komoditas utama yang diekspor ke
Singapura secara rutin setiap hari. Petani mitra di Kecamatan Karangreja,
Kabupaten Purbalingga merupakan petani mitra utama yang memasok baby buncis
Kenya ke koperasi. Proses produksi budidaya meliputi persiapan benih, pengolahan
lahan, pemasangan mulsa, membuat lubang tanam, penanaman benih, pemasangan
ajir, pemeliharaan dengan cara penyiangan gulma, pemupukan, pengendalian hama
dan penyakit, hingga panen dan pascapanen. Baby buncis Kenya dilakukan di lahan
milik petani mitra sendiri. Hasil analisis usahatani baby buncis Kenya yang
dibudidayakan oleh Petani Mitra di lahan seluas 0,8 hektar membutuhkan total
biaya produksi sebesar Rp91.271.624,89, dengan penerimaan sebesar
Rp147.000.000,00, dan mendapatkan pendapatan bersih sebesar Rp55.728.375,11.
Sedangkan analisis kelayakan dengan nilai R/C Ratio sebesar 1,61 yang
menunjukan bahwa usaha layak untuk dijalankan. Selain itu, BEP produk sebesar
728,63 kilogram, BEP harga sebesar Rp6.519,4, dan BEP penerimaan sebesar
Rp7.649.061,57.
|
Kembali
|