MENU
|
|
Jenis | : |
KKM
|
Judul | : |
Dampak Kebijakan Luar Negeri Amerika Serikat Setelah Keluar Dari Joint Comprehensive Plan Of Action (Jcpoa) Terhadap Kebijakan Nuklir Iran
|
Subjek | : |
Jcpoa, Amerika Serikat, Iran, Donald Trump
|
Pengarang | : |
Muhammad Jizdan Cahyo Putra F1F018010
|
Pembimbing | : |
Arif Darmawan; Arief Bakhtiar Darmawan
|
Prodi | : |
HUBUNGAN INTERNASIONAL
|
Tahun | : |
2022
|
Call Number | : |
HI.368/2022 JIZ d
|
Perpustakaan | : |
FISIP
|
Letak | : |
1 eksemplar di FISIP
|
|
Abstrak :
Joint Comprehensive Plan Of Action (Jcpoa) Atau Perjanjian Nuklir Iran Merupakan Kesepakatan Antara Negara 5P + 1 (Amerika Serikat, Inggris, China, Prancis, Rusia Dan Jerman) Dan Iran Untuk Memastikan Program Nuklir Yang Dimiliki Oleh Iran Digunakan Untuk Tujuan Damai. Perjanjian Ini Merupakan Jalan Diplomatis Yang Digunakan Oleh Amerika Serikat Pada Masa Pemerintahan Obama Dan Negara Barat Untuk Mengatasi Penyalahgunaan Senjata Nuklir Yang Dimiliki Oleh Iran. Namun Ketika Pada Masa Pemerintahan Donald Trump, Amerika Serikat Memutuskan Untuk Keluar Dari Perjanjian Jcpoa Karena Dianggap Merugikan Amerika Serikat Dan Justru Lebih Menguntungkan Iran. Oleh Karena Itu, Pada 8 Mei 2018 Trump Secara Resmi Menarik Diri Dari Perjanjian Jcpoa Dan Mulai Memberlakukan Kembali Serangkaian Sanksi Ekonomi Yang Agresif Untuk Menggantikan Perjanjian Jcpoa Yang Dinilai Trump Telah Gagal Dalam Menekan Program Nuklir Iran. Namun Berdasarkan Hasil Penelitian, Keputusan Amerika Serikat Ini Juga Tidak Berhasil Sepenuhnya Dalam Menghentikan Pengembangan Nuklir Iran. Kebijakan Amerika Serikat Melalui Kampanye Maximum Pressure Secara Ekonomi Berhasil Membuat Iran Mengalami Keterpurukan, Namun Iran Tetap Terus Mengembangkan Program Nuklir Mereka Bahkan Hingga Mengeluarkan Kebijakan Untuk Melawan Kampanye Maximum Pressure Trump Dan Mengancam Akan Keluar Dari Perjanjian Jcpoa Serta Tidak Akan Terikat Oleh Pembatasan Apapun Terkait Pengembangan Nuklir.
|
Kembali
|