Selamat Datang Di OPAC Perpustakaan Unsoed

Melayani Dengan Hati Mengantar ke Prestasi


MENU
Jenis : KKM
Judul : Preferensi ekologis huru sintok (Cinnamomum sintoc BI) dalam hubunganya dengan kandungan minyak atsiri di Taman Nasional Gunung Cerme.
Subjek : Ecology
Pengarang : ISMAIL, Agus Yadi
Pembimbing : KUSMANA, Cecep ; SUDIANA, Eming ; WIDODO, Puji
Prodi : BIOLOGI S3
Tahun : 2019
Call Number : 574.5 ISM p
Perpustakaan : Fakultas Biologi
Letak : 1 eksemplar di REFERENSI
Abstrak :
Pengamatan terhadap preferensi ekologi bagi pertumbuhan huru sintok (Cinnamomum sintoc Bl.) serta hubungannya dengan kandungan minyak atsiri perlu dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis faktor-faktor ekologi yang mempengaruhi kualitas dan kuantitas minyak atsiri dari C. sintoc, sehingga hal tersebut dapat membantu usaha budidaya jenis C. sintoc. Penelitian ini dilaksanakan di Taman Nasional Gunung Ciremai dengan ketinggian 500 sampai dengan 1200 mdpl pada arah lereng utara, barat, selatan dan timur. Data yang diambil meliputi data vegetasi dengan metode analisis vegetasi, data karakeristik fisik lingkungan seperti keinggian tempat, arah lereng, suhu, kelembaban, data tanah (analisis terhadap kandungan pH, C-organik, rasio C/N, N-total, P, K, Ca, dan Mg dan tekstur tanah), serta kandungan minyak atsiri dan kualitas minyak atsiri.
Komposisi jenis dan struktur tegakan di kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) pada ketinggian mulai dari 500-1200 m dpl pada ke empat arah lereng ditemukan sebanyak 78 jenis semai, 102 jenis pancang, 97 jenis tiang, dan 127 jenis pohon. Jenis yang mendominasi di lokasi penelitian adalah Pinus merkusii, Cinnamomum sintoc, Bischofia javanica, Dysoxylum parasiticum, Castanopsis argentea, Gnetum gnemon, Maesopsis eminii, Swietenia mahagoni, Murraya paniculata, dan Hibiscus macrophyllus.
Indeks keanekaragaman jenis tertinggi ditemukan pada tingkat pohon, baik pada arah lereng barat, selatan, utara maupun timur di berbagai ketinggian, kecuali pada tingkat pohon pada arah lereng selatan di ketinggian 1000 m dpl. Struktur vertikal pada setiap arah lereng dan ketinggian tempat didominasi oleh pohon dengan stratum C, yaitu pohon dengan kelas tinggi 4-20 m. Adapun pada struktur horizontal didominasi oleh pohon pada kelas diameter batang C (31-40 cm).
Kerapatan individu C. sintoc tertinggi pada tingkat semai, pancang, tiang dan pohon ditemukan pada arah lereng barat. Kerapatan individu C. sintoc tertinggi ditemukan pada tingkat semai, kemudian diikuti oleh tingkat pancang, tiang dan pohon. C. sintoc ditemukan pada ke-empat arah lereng dan ketinggian tempat mulai dari ketinggian 500 sampai 1200 m dpl. Hasil ini menunjukkan bahwa ekosistem hutan dataran rendah dan sub pegunungan merupakan habitat bagi populasi sintok. Hasil analisis juga menunjukkan bahwa C. sintoc pada ke-empat arah lereng didominasi oleh pohon dengan stratum C (kelas tinggi 4-20 m). Adapun pada struktur horizontal didominasi oleh pohon pada kelas diameter batang 10-20cm.
Volume minyak terbesar pada bagian daun di berbagai ketinggian tempat ditemukan pada arah lereng utara, kemudian diikuti oleh arah lereng timur, barat dan selatan. Adapun pada bagian kulit, volume minyak terbesar berturut-turut ditemukan pada arah lereng utara, barat, timur dan selatan. Hasil analisis menunjukkan bahwa kandungan senyawa kimia utama terbesar yang ditemukan pada daun C. sintoc bertutur-turut adalah linalool (8.26-87.12%),
1,8-cineole (3.20-19.21%), caryophyllene (1.54-7.78%), ?-terpineol (1.02-17.23%), ?- selinene (1.02-4.16%), Germacrene ? (1.02-4.03%), dan (-)-caryophyllene oxide (1.01-2.49%). Adapun komponen utama minyak atsiri pada bagian kulit berturut-turut adalah adalah 1,8-cineole (11.70-51,88%), ?-terpineol (12.17-25.64%), linalool (3.11-26.98%), 4-terpineol (3.71-10.11%), caryophyllene (1.23-4.90%), ?-pinene (1.09-4.02%), dan d-cadinene (1.01-3.28%).
Berdasarkan hasil analisis, faktor lingkungan tidak berpengaruh signifikan terhadap kerapatan pohon C. sintoc. Hal ini diduga karena jenis C. sintoc merupakan jenis yang bersifat generalis, sehingga mampu tumbuh dengan baik pada berbagai ketinggian tempat (500-1200 mdpl) dan arah lereng (barat, selatan, timur dan utara) dengan suhu berkisar antara 24-28.5oC dan kelembaban 66-90% di lokasi penelitian. Hal ini juga berimplikasi pada aspek

budidaya C. sintoc, dimana C. sintoc ini dapat dibudidayakan pada berbagai kondisi lingkungan. Faktor fisik lingkungan juga berpengaruh terhadap rendemen, volume minyak, dan konsentrasi senyawa kimia pada C. sintoc. Faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap volume minyak atsiri adalah P, Ca, Mg, K, pasir, dan suhu. Adapun faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap rendemen minyak atsiri adalah ketinggian tempat, arah lereng (timur), dan K, sedangkan faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap konsentrasi senyawa kimia adalah porsi liat tanah, debu, pasir, C/N rasio, kandungan Mg, P, suhu, dan kelembaban.
Kembali