Selamat Datang Di OPAC Perpustakaan Unsoed

Happy New Year 2022


MENU
Jenis : KKM
Judul : Aplikasi metabolit sekunder dua isolat Pseodomonas fluorescens secara tunggal dan gabungan untuk mengendalikan penyakit antraknosa pada pisang mas lepas panen
Subjek : By antagonism
Pengarang : WULANSARI, Yuniar
Pembimbing : 1. Prof. Ir. Loekas Soesanto, M.S., Ph.d., 2.Ir. Abdul Manan, M.P.
Prodi : AGROTEKNOLOGI
Tahun : 2016
Call Number : 632.950 254 WUL a
Perpustakaan : Fakultas Pertanian
Letak : 1 eksemplar di Skripsi
Abstrak :
Pisang merupakan salah satu tanaman hortikultura yang disukai masyarakat Indonesia. Peningkatan produksi pisang di Indonesia masih banyak menghadapi kendala, salah satunya yaitu adanya serangan patogen Colletotrichum musae. Pengendalian penyakit antraknosa pada buah pisang sampai saat ini masih menekankan kepada penggunaan fungisida sintetis yang memiliki dampak negatif. Oleh karena itu, perlu dicari cara pengendalian lain yang efektif tetapi ramah lingkungan. Pseudomonas fluorescens adalah bakteri antagonis yang telah banyak digunakan dalam penelitian pengendalian hayati baik terhadap jamur maupun bakteri patogen dan mampu menghasilkan metabolit sekunder yang bersifat racun terhadap patogen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metabolit sekunder dua isolat P. fluorescens dalam menghambat pertumbuhan C. musae in vitro, dalam mengendalikan penyakit antraknosa in vivo, dan mengetahui pengaruhnya terhadap mutu buah pisang lepas panen.

Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Perlindungan Tanaman, Fakultas Pertanian, Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto pada bulan November 2015 sampai Februari 2016. Pada uji in vitro digunakan Rancangan Acak Lengkap, sedangkan pada uji in vivo menggunakan Rancangan Acak Kelompok, masing-masing diulang sebanyak enam kali. Perlakuan terdiri atas kontrol, metabolit sekunder P. fluorescens P60, metabolit sekunder P. fluorescens P32, serta gabungan P. fluorescens P60+P. fluorescens P32. Variabel yang diamati yaitu daya hambat, masa inkubasi, intensitas penyakit, luas serangan, tingkat kekerasan, kadar gula, serta uji organoleptik.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan metabolit sekunder P. fluorescens P60 mampu menghambat pertumbuhan C. musae sebesar 54%, dan perlakuan gabungan metabolit sekunder P. fluorescens P60+ P. fluorescens P32 sebesar 56%. Pada uji in vivo perlakuan gabungan metabolit sekunder P. fluorescens P60+ P. fluorescens P32 mampu menekan intensitas penyakit antraknosa sebesar 33,44%, dan metabolit sekunder P. fluorescens P60 secara tunggal sebesar 33,39%. Semua perlakuan metabolit sekunder P. fluorescens mampu menekan luas serangan (metabolit sekunder P. fluorescens P60 sebesar dan 26,15%, metabolit sekunder P. fluorescens P32 sebesar 14,20%, dan gabungan metabolit sekunder P. fluorescens P60+ P. fluorescens P32 sebesar 28,32%). Perlakuan metabolit sekunder P. fluorescens P60 dan gabungan metabolit sekunder P. fluorescens P60+P. fluorescens P32 memengaruhi mutu pada kadar gula dan warna buah pisang, namun semua perlakuan tidak memengaruhi kekerasan dan faktor organoleptis.
Kembali